Kopi TIMES

Kuyang

Jumat, 21 September 2018 - 18:43 | 80.07k
Zulham Akhmad Mubarrok (Grafis: TIMES Indonesia)
Zulham Akhmad Mubarrok (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGMALAM yang senyap mendadak riuh. Puluhan warga berkumpul di halaman sebuah rumah dua lantai. Beberapa lelaki memanjat atap rumah. Warga lain menyorotkan senter. Sebagian meneriaki agar berhati-hati dan was-was. 

’’Awas! Awas…..Ndak berani dia,’’ ujar seorang perempuan
’’iih itu Kuyangnya… dapet kayaknya dapet..,’’ timpal seorang lain.

Adegan berlanjut. Warga terlihat mengular berdatangan. Sebagian merekam dengan telepon genggam. Sebagian lainnya berteriak-teriak. Ada juga yang  diam menunggu. Semua berharap-harap cemas akan menjadi saksi wujud hantu yang tertangkap tangan dan yang lebih istimewa, tertangkap kamera! 

Video berdurasi 1 menit 17 detik itu memang diawali dengan penjelasan seram tentang Kuyang. Legenda hantu kepala tanpa badan dengan organ tubuh yang menggantung. Kuyang dituturkan sebagai sosok perwujudan orang yang mendalami ilmu hitam. Berubah wujud. Gentayangan di malam hari mencari mangsa ari-ari bayi atau anak yang baru lahir. 

Dengan latar belakang suara yang mencekam. Video makin sempurna ketika menampilkan scene lanjutan berupa rekaman kamera pengawas berwarna hitam putih. Rekaman itu menangkap sebuah benda yang terbang melayang di malam hari. Tidak jelas betul benda apa itu. Tapi ilustrasi menggiring logika untuk meyakini bahwa subjek itu adalah Kuyang. Hantu kepala terbang. Lokasi kejadian: Kelurahan Margo Mulyo, Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Hari ini, Kuyang menjadi peringkat ketiga tren pencarian google di Indonesia. Dengan jumlah akumulasi hits 10 ribu plus plus pada pukul 16:00 WIB. Salah satu video ditayangkan di Youtube 16 jam silam dan sudah ditonton 3.800 orang. Dan jumlahnya terus bertambah. Video yang sama disebar melalui pesan berantai dan sosial media lain. Hasilnya, isu Kuyang viral di dunia maya. 

Jurnalis Okezone.com yang rutin melakukan patroli siber menanggapi. Menurut mereka video awal berasal dari akun media sosial Facebook Eris Riswandi sebelum berlanjut hingga ke Youtube. Berita tentang viralnya isu Kuyang segera dirilis oleh redaksi. Dengan bumbu narasi mistis, berita itu ikut terdongkrak dan viral. Secara berurutan isu itu dimuat di Vivanews.com, JPNN.com, Riauaktual.com, dan seterusnya. 

Jumat 21 September 2019, tema Kuyang menjadi bahan obrolan di warung-warung kopi, di terminal, di pasar, di kantor, di sekolah. Warga Balikpapan pun makin resah. Dalam tempo kurang dari 24 jam, keresahan menular dan menyebar hingga ke seluruh Kalimantan. 

Sejak pagi, Kapolres Balikpapan AKBP Wiwin Fitra mulai sibuk menanggapi telepon jurnalis yang ingin meminta keterangan. Wiwin kemudian memerintahkan bawahannya untuk bergerak. Mencari keterangan dan cek fakta sebanyak mungkin agar bisa memberikan informasi yag sesuai kepada wartawan. 

’’Tadi kita cek di lapangan, ini saksi-saksi yang melihat langsung nggak ada. Hanya melihat seperti bola api tapi kan tidak bisa dibuktikan secara nyata. Beberapa tokoh masyarakat juga menyatakan itu berita hoax, untuk menakut-nakuti warga. Tidak ada itu," kata AKBP Wiwin kepada detiknews.

Berhenti sampai disana? Tidak. Hingga beberapa hari ke depan kepolisian meminta warga Balikpapan dan sekitarnya untuk mengaktifkan siskamling dan ronda. Jadwal jaga pun mulai disusun di sudut-sudut kampung. 

Rapat-rapat kecil digelar. Pegawai dan karyawan mulai resah. Setidaknya hingga beberapa hari ke depan mereka akan kurang tidur. Padahal telat semenit saja, uang makan bisa melayang dan periuk nasi bisa goyang. Ada yang sibuk membongkar perkakas. Senter yang dibelinya beberapa tahun silam tiba-tiba lenyap entah terselip dimana. Sebagian mengasah parang. Benda yang selama ini disimpan di bawah kasur itu segera tajam dan berkilau-kilau. Balikpapan bergerak. Kalimantan bakal sulit tidur selama beberapa hari ke depan. Semua gara-gara Kuyang yang penasaran dan ingin terkenal di sosial media. 

*
Jam menunjukkan pukul 17:00 WIB ketika puluhan truk polisi merayap membelah Jakarta. Kuda besi itu mengangkut ribuan polisi berseragam lengkap. Sore ini mereka bergerak taktis menuju halaman kantor KPU di Menteng, Jakarta. Disana, meriam air diparkir berjajar. Kawat berduri disiapkan. Tentara berseragam ikut serta. Ada yang duduk-duduk dan merokok. Ada yang dalam posisi siaga. Ada yang sedang menerima instruksi. Kurang lebih 3.886 personel gabungan bersiaga. Malam ini pada pukul 19.30 akan digelar acara pengambilan nomor urut capres-cawapres. Acara akan dihadiri langsung oleh dua pasangan calon Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Efektif mulai besok, kampanye Pilpres dan Pileg akan mulai bergulir. Hingga 200 hari ke depan Indonesia harus bersiap dengan pesta demokrasi. Foto-foto politisi akan disebar di jalan-jalan raya hingga gang-gang sempit. Laman-laman sosial media akan penuh dengan materi kampanye. Dukung mendukung akan sengit bergulir di dunia maya. Warganet akan terpecah karena perbedaan pilihan politik. 

Membaca narasi bangsa Indonesia sungguh mengasyikkan. Ketika bangsa lain berlomba mencari alternatif pengganti energi, kita mudah tenggelam dalam isu receh di sosial media. Di era teknologi 4.0 ini warganet dituntut dewasa. Bahwa segala yang viral di sosial media mampu secara instan berdampak di kehidupan nyata.

Berita bohong perihal Kuyang membuat sebagian warga Balikpapan terjaga hingga beberapa hari ke depan. Tapi Pilpres dan berita bohongnya bisa membuat bangsa ini sulit tidur nyenyak dalam waktu yang cukup lama. Berharap ada kedewasaan warganet ketika bersosial media sepertinya akan butuh waktu. Maka Pak Polisi yang terhormat, selamat bekerja keras!

* Penulis, Zulham Akhmad Mubarrok, Sekretaris LTN NU Kabupaten Malang

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES