Kesehatan

Data WHO: 9,6 Juta Orang Meninggal Akibat Kanker

Kamis, 20 September 2018 - 13:03 | 340.28k
ILUSTRASI: Kanker. (FOTO: Deccanherald)
ILUSTRASI: Kanker. (FOTO: Deccanherald)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasi terdapat 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian yang terjadi pada tahun ini. Semakin meningkatnya penderita kanker ini membuat WHO memprediksi kanker bakal menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia.

Laporan terbaru yang dirilis oleh International Agency for Research on Cancer, ini menganalisis data dari 185 negara di dunia dengan melihat lebih dalam pada 36 jenis kanker. Dari data itu, ditemukan satu dari lima pria dan satu dari enam wanita berpotensi mengalami kanker dalam hidup mereka. Sebanyak satu dari delapan pria dan satu dari 11 wanita akan meninggal karena kanker.

Laporan itu menyimpulkan, penambahan jumlah penderita kanker berjalan seiring dengan populasi warga dunia yang juga kian bertambah. Populasi yang menua membuat risiko kanker meningkat seiring bertambahnya usia. 

Kanker paru, kolorektal, lambung, hati, dan payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita. Laporan itu mencatat kanker paru merupakan kanker paling mematikan dengan 1,8 juta kematian atau 18,4 persen dari total kematian pada 2018.

Pada pria, kanker yang banyak diderita meliputi kanker paru, prostat, kolorektal, hati, dan lambung. Sedangkan perempuan banyak menderita kanker payudara.

Kanker yang terjadi pada seseorang tergantung pada lokasi dia berada. Laporan itu menyebut hampir setengah dari kasus kanker baru dan lebih dari setengah kematian akibat kanker terjadi di Asia, yang mencakup 60 persen populasi dunia. 

Di Amerika tercatat 21 persen kasus kanker dengan 14,4 persen kematian akibat kanker, meski hanya mencakup 13,3 persen populasi dunia. Sedangkan Eropa menyumbang 23,4 persen kasus kanker dan 20,3 persen kematian, walau memiliki 9 persen populasi dunia.

Di sisi lain, laporan ini menemukan bahwa upaya pencegahan dapat membuahkan hasil. Negara yang memiliki kampanye kesadaran publik dan hukum yang kuat untuk membuat orang berhenti merokok seperti di Eropa Utara dan Amerika dapat menurunkan jumlah penderita kanker paru-paru. Kasus kanker serviks juga menurun karena kesadaran masyarakatnya terhadap kesehatan melalui upaya pemeriksaan dini yang digalakkan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani
Sumber : CNN Indonesia

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES