Peristiwa Nasional

Pengamat Minta Mendag RI dan Dirut Bulog Tak Saling Serang

Rabu, 19 September 2018 - 16:03 | 77.97k
Budi Waseso (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)
Budi Waseso (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin meminta Menteri Perdagangan RI (Mendag RI), Enggartiasto Lukita dan Direktur Bulog Budi Waseso tak saling serang melalui ruang publik atau media massa.

Sebab, sebagai pembantu presiden, sudah semestinya keduanya saling bersinergi dan melengkapi.

"Sejatinya antara Bulog dengan Kemendag harus bersinergi. Bukan saling menyerang," katanya kepada TIMESINDONESIA melalui pesan tertulis media sosial Whats Apps, Jakarta, Rabu (19/9/2018).

Ujang menilai, apabila Bulog dan Kemendag bisa berjalan seirama, maka stabilitas harga pangan dimasyarakat bisa terjaga. "Jika Bulog dan Kemendag bersatu untuk menjaga stabilitas pangan masyarakat (maka bisa teratasi)," ujar dia.

Dia pun menyarankan agar kedua pengambil kebijakan itu bisa duduk bersama untuk mencari solusi terbaik ihwal permasalahan impor. "Harus satu frekuensi dan duduk bersama mencari solusi untuk permasalah impor tersebut," katanya.

Namun, apabila polemik itu terus dibiarkan terjadi, maka masyarakat menjadi tahu bahwa komunikasi di internal pemerintahan terjadi miss komunikasi. "Jika ini terus terjadi, artinya ada yang salah dalam komunikasi di pemerintahan Jokowi - JK," katanya.

Sebagai informasi, saat ini Perum Bulog tengah menyewa beberapa gudang guna menyimpan cadangan beras miliknya. Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita mengatakan persoalan tersebut bukan urusan Kementerian Perdagangan. Sebab keputusan tersebut telah diserahkan kepada Bulog.

"Itu kan sudah diputuskan di rakor Menko jadi urusan Bulog. Jadi nggak tahu saya, bukan urusan kita," katanya di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Selasa (18/9/2018).

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengaku bingung. Sebab kegiatan Bulog juga merupakan tugas dari pemerintah.

Oleh karena itu meminta seharusnya antara Bulog dengan Kemendag RI mesti berkoordinasi untuk menyamakan pendapat. "Coba kita berkoordinasi itu samakan pendapat, jadi kalau keluhkan fakta gudang saya bahkan menyewa gudang itu kan cost tambahan. Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, mata mu! Itu kita kan sama-sama negara," papar dia di Perum Bulog, Jakarta Selatan, Rabu (19/9/2018). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES