Pendidikan

Superlamp, Karya Mahrus Siswa SDMM Gresik Pemenang KJSA 2018

Rabu, 19 September 2018 - 11:52 | 100.81k
Mahrus Ali Fawwaz bersama M Fadloli Aziz dengan Superlamp. (Istimewa/PWMU.CO)
Mahrus Ali Fawwaz bersama M Fadloli Aziz dengan Superlamp. (Istimewa/PWMU.CO)

TIMESINDONESIA, JAKARTAMahrus Ali Fawwaz dari SDMM Gresik Jawa Timur berhasil mendapatkan penghargaan sebagai peneliti cilik dalam ajang KJSA (Kalbe Junior Scientist Award) 2018 di Pasar Seni Ancol Jakarta, Sabtu (15/9/18). Dalam ajang tersebut, Mahrus mengenalkan Superlamp yang dinobatkan sebagai salah satu karya sains terbaik.

Superlamp merupakan lampu superajaib untuk membaca yang sehat. 
Mahrus mengatakan ide Superlamp terinspirasi dari dirinya beserta keluarganya yang menggunakan kacamata.

“Ide pembuatan Superlamp ini muncul ketika saya mengamati teman-teman dan beberapa anggota keluarga, termasuk saya, yang menggunakan kaca mata,” ungkapnya seperti dikutip dari PWMU.CO, Selasa (17/9/18).

Ia menuturkan, dari beberapa referensi yang dibacanya, penyebab mata minus adalah kebiasaan menonton TV yang terlalu dekat, membaca yang terlalu dekat, dan membaca di tempat yang kurang terang.

“Kemudian saya melakukan survey dengan memberikan angket kepada teman-teman di sekolah tentang kebiasaan membaca. Hasilnya, sebagian besar suka membaca di tempat yang kurang terang,” papar dia.

Dalam survey itu, ujarnya, teman-temannya tidak mengetahui tingkat pencahayaan yang dibutuhkan saat membaca.

“Jadi perlu alat yang bisa digunakan untuk membantu pencahayaan membaca dengan tepat, akhirnya tercipta ide Superlamp ini,”  jelas 

Bagaimana Superlamp bekerja? Mahrus menjelaskan sensor LDR pada Superlamp akan menangkap tingkat pencahayaan lingkungan. Jika cahaya kurang maka Superlamp akan terang, dan sebaliknya jika lingkungan membaca terang, Superlamp akan meredup secara otomatis.

“Intinya, Superlamp akan secara otomatis menyesuaikan kebutuhan cahaya yang ideal ketika membaca,” terang Mahrus.

Sementara itu, M Fadloli Aziz SSi MPd guru IPA SDMM yang membimbing Mahrus menjelaskan, ajang KJSA termasuk salah satu yang memotivasi siswanya itu menciptakan Superlamp.

“Mahrus dengan Superlamp meraih penghargaan Peneliti Cilik Terbaik KJSA 2018 Tingkat Nasional setelah berkompetisi dengan 1.305 karya sains yang lain,” ujarnya.

Bagi SDMM, Mahrus adalah pemegang estafet finalis KJSA. Diketahui tahun ini SDMM masuk final KJSA untuk kali keenam sejak kegiatan itu dihelat tahun 2011 silam.

“Dari enam kali jadi finalis itu, kami berhasil meraih delapan penghargaan,” ujarnya sambil menjelaskan bahwa sejak ikut tahun 2012, SDMM absen lagi tahun 2014, tapi pada tahun 2015 dan 2018, masing-masing mendapat dua penghargaan.

“Untuk tahun ini, selain Mahrus dengan Superlamp-nya, siswa kami Muhammad Rakha Ervinpermana, juga meraih penghargaan sebagai Peneliti Terbaik KJSA 2018 dengan karya Kursiku Sahabatku,” jelasnya.

Aziz  juga mengatakan untuk merangsang siswa terus berkarya, ia dan guru lainya mengajak siswa untuk peka terhadap masalah yang terjadi di lingkungan sekitar.

"Para pembina sains biasanya melakukan brainstorming dengan siswa binaan, tujuannya agar siswa punya kepekaan dalam mengamati lingkungan sekitarnya sehingga memunculkan ide untuk mencari solusinya,” kata dia.

Aziz berharap Mahrus Ali Fawwaz dari SDMM Gresik Jawa Timur yang berhasil mendapatkan penghargaan sebagai peneliti cilik terbaik dalam ajang KJSA (Kalbe Junior Scientist Award) 2018 dapat terus meningkatkan prestasinya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES