Ekonomi

Harga Tembakau Rajang di Probolinggo Makin Melejit

Selasa, 18 September 2018 - 12:07 | 187.51k
Petani tembakau di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, merajang tembakau, yang saat ini harganya semakin melejit. (FOTO: Dicko W/TIMES Indoensia)
Petani tembakau di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, merajang tembakau, yang saat ini harganya semakin melejit. (FOTO: Dicko W/TIMES Indoensia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kondisi areal tanam tembakau di tahun 2018 ini, yang mencapai 10.774 hektar di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, membuat harga tembakau rajang semakin melejit.

Saat ini, harga tembakau rajangan ditingkat petani sudah mencapai Rp 40 ribu per kilogramnya. Itu terjadi sejak beberapa pecan terakhir ini.  Harga tinggi itu, disesuaikan denga kualitas tembakaunya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo, Ahmad Hasyim Ashari, melalui Kasi Tanaman Perkebunan Semusim Evi Rosellawati mengungkapkan, tembakau di Kabupaten Probolinggo sudah ada areal tanamnya.

“Hinggi kini petani tembakau sudah banyak yang panen. Memang tahun ini penanaman tembakau tidak serentak. Meskipun demikian, petani merasa sangat bersyukur karena harganya sangat tinggi,” ungkap Evi, Selasa (18/9/2018).

Evi mengatakan, kondisi tembakau saat ini cukup bagus karena didukung oleh cuaca. Selain itu, kualitas tembakau juga sangat bagus karena dalam budidaya petani sudah menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) atau budidaya tanaman yang baik sesuai dengan standart yang ditentukan.

“Harganya sudah tembus Rp 40 ribu per kilogram. Karna kualitas tembakau tahun ini bagus. Mulai dari pemilihan benih sehat, bermutu dan bersertifikat, pemupukan tepat waktu dan tepat dosis hingga penanganan pasca panen,” jelasnya.

Berharap agar harga tembakau ini stabil dan tidak turun. Karena dengan harga saat ini petani tembakau sudah bisa mendapatkan untung. Selain itu, gudang-gudang juga bisa memberikan harga yang sepadan dengan kondisi kualitas tembakau petani yang bagus.

“Tentunya ini menjadi solusi tatkala over produksi dan terjadi suppy demand (penawaran permintaan) yang tidak seimbang. Dalam hal ini mengantisipasi saat hasil panen petani banyak tidak sampai rugi dan harganya bisa bersaing. Terlebih kualitas dan mutu tembakaunya sudah bagus. Dan sekarang harga tembakau sudah melejit,” kata Kasi Tanaman Perkebunan Semusim Evi Rosellawati . (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES