Politik

Pengamat Minta Timses dan Relawan Tak Mainkan Isu SARA

Selasa, 18 September 2018 - 07:54 | 26.42k
Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto (FOTO: Widodo S. Jusuf/Antara)
Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto (FOTO: Widodo S. Jusuf/Antara)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Aktivis Forum Pemerhati Pemilu Indonesia, Agusta Surya Buana menghimbau kepada timses masing-masing paslon Pilpres 2019 dan barisan relawan pendukunganya untuk tidak membawa-bawa agama ke dalam praktik kontestasi politik.

Selain permainan isu agama atau SARA dalam politik pemilu merupakan sebuah pelanggaran, hal itu juga dikhawatirkan akan membuat umat terbelah.

"Lagi pula tidak ada juga relevansinya bawa-bawa isu agama dalam pilpres. Semua calon presiden bergama Islam, demikian juga calon wakil presiden, agamanya Islam semua, bahkan salah seorang cawapres malah seorang ulama, ketua organisasi ulama dan pimpinan tertinggi organisasi Islam di tanah air," kata dia di Kota Serang, Banten, usai diskusi terbatas 'Isu Agama Dalam Pilpres 2019 & Dampaknya Bagi Ummat', Senin (17/9/2018).

Menurut dia, semestinya dalam pilres, Timses dan Relawan menawarkan program atau adu visi misi ihwal bagaimana cara memajukan, mengelola dan menata negara dengan baik agar rakyat sejahtera.

Pada kesempatan itu, dia juga mengecam anjuran untuk menyisipkan kampanye salah satu paslon ke masjid-masjid dan majelis taklim. Menurut dia, tindakan tersebut memalukan.

"Bagaimana mungkin ada anjuran seperti itu (kampanye di Masjid), padahal jelas sekali dalam aturan, dilarang keras kampanye di tempat ibadah dan tempat belajar. Lembaga agama dan forum keagamaan jangan diseret untuk kepentingan dukung mendukung salah satu paslon. Apalagi jika sampai dibiayai untuk kepentingan kampanye salah satu paslon. Itu konyol," katanya.

Sebagai informasi, meski Pemilihan Presiden tahun 2019 masih cukup lama, namun masyarakat kini terus dipertontonkan perhelatan pesta demokrasi tersebut.

Hal tersebut dapat dijumpai seperti di grup perbincangan di berbagai aplikasi yang dipenuhi dengan link-link berita pilpres, meme politik hingga video singkat. Semua berisi dukungan, tentangan dan atau pesan-pesan netral.

Sayangnya karena kebetulan pasangan calon hanya ada dua pasang, posisi group pendukung dan penentang menjadi berhadap-hadapan, yang terkadang membuat perdebatan menjadi sengit, panas dan destruktif.

Pada umumnya perdebatan sengit akan memuncak ketika isu agama dimunculkan.

Banyak peserta merasa terusik dan tersinggung ketika persoalan agama diangkat dalam pilpres. Ketika kelompok satu menuduh kelompok lain sebagai salah, tidak mencintai agamanya atau tidak mau menyelamatkan agamanya karena berbeda dukungan.

Sementara kelompok lainnya memandang persoalan pilpres adalah urusan dunia, soal pilihan hati, soal pilihan karena program, bukan soal membela agama atau sedang berdakwah agama.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES