Wisata

Melihat Tradisi Ngarak Bantengan Suro di Songgoriti, Kota Batu

Kamis, 13 September 2018 - 17:42 | 430.70k
Tradisi Ngarak Bantengan Suro dilakukan oleh warga Songgoriti, Kota Batu untuk menyambut tahun baru Jawa. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Tradisi Ngarak Bantengan Suro dilakukan oleh warga Songgoriti, Kota Batu untuk menyambut tahun baru Jawa. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Tradisi Ngarak Bantengan Suro terus dilakukan oleh warga Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu setiap tahunnya.

Kurang lebih 1500 orang dengan 750 kepala bantengan diarak dari depan Pesarehan (makam) Mbah Patok mengelilingi Songgoriti dan finish di Pasar Wisata Songgoriti, Kamis (13/9/2018).

Tradisi-Ngarak-Bantengan-Suro-2.jpg

Suara kendang bertalu-talu mengalunkan musik yang menghentak-hentak justru malah menenangkan bantengan. Aroma kemenyan yang tajam menyengat menghidupkan suasana magis ditempat itu.

Sesekali bantengan ini bermanuver, menyeruduk banteng yang lain, sementara rekannya menahan tali kekang yang terikat di kepala Banteng agar tidak bergerak liar.

Malam sebelum diarak keliling desa, Rabu (12/9/2018) kepala banteng yang diarak hari ini, sebelumnya sudah disowankan (dibawa) ke Pesarean Mbah Patok.

“Beberapa kepala banteng milik perwakilan Grup Bantengan, juga milik tuan rumah, ditaruh di Pesarehan Mbah Pathok dan mereka 'suguh' atau membakar dupa dan kemenyan memohon ijin atau sowan kepada yang Mbahu Rekso Punden Songgoriti, “ ujar Ketua LPMK Kelurahan Songgokerto, Rudi Koplo.

Kepala banteng ini ditata berderet di makam Mbah Pathok didekatkan ada sesaji yang menjadi suguh serta membakar dupa kemenyan.

Tradisi-Ngarak-Bantengan-Suro-3.jpg

Menurutnya Ngarak Bantengan Suroan Songgoriti yang dilaksanakan tiap tahun ini sudah menjadi tradisi menyambut kedatangan Tahun Baru Jawa alias 1 Suro.“Sekaligus ucapan syukur terhadap nikmat dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa selama setahun yang lalu dan berharap tahun mendatang mendapatkan kehidupan yang aman, damai, sejahtera,“ ujarnya.

Selain Ngarak Banteng Suro, warga Songgoriti juga melakukan serangkaian laku Suro. Kegiatan tersebut diawali dengan membaca Yassin dan Tahlil serta kirim do'a untuk bedah kerawang Desa yang dilakukan di Pesarehan Mbah Pathok.

Kemudian dilanjutkan dengan Njenang Suro (membuat Jenang Suro) bareng warga masyarakat yang diiringi dengan Nembang Mocopat oleh Paguyuban Kasepuhan, Penganut Kepercayaan dan Pegiat Budaya Mocopat.

Tradisi-Ngarak-Bantengan-Suro-5.jpg

“Hari ini kita mengawalinya dengan Barian/Selamatan Masal di Pesarehan Mbah Pathok, Candi Supo dan Sumber Air, kemudian dilanjutkan dengan Ngarak Bantengan Suro serta nanti malam hari ada Pagelaran Wayang Kulit di Balai Lingkungan Songgoriti dengan Dalang Suwito Joyo Suwondo dengan Lakon Wahyu Payung Tunggul Nogo,“ ujar Rudi sambil menegaskan bahwa rangkaian kegiatan ini diakhiri dengan Pengajian Umum di Balai Lingkungan Songgoriti usai sholat Isya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Batu

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES