Kopi TIMES

Refleksi Tahun Baru Hijriyah

Jumat, 14 September 2018 - 00:11 | 36.01k
Ach Dhofir Zuhry (Grafis: TIMES Indonesia)
Ach Dhofir Zuhry (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGMEDSOS adalah ladang subur bagi para pencaci, mencemooh, pencemar dan peselancar negatif demi sekadar kepentingan pribadi dan terutama golongan-golongan penggila kebrutalan digital untuk terus memenuhi syahwat ugal-ugalan meraka.

Digoreng dengan bumbu-bumbu politik, dipanggang dengan aroma dan saus agama yang penuh intrik, direbus bersama kaldu sentimen etnik dan lantas disajikan di mulut-mulut mayoritas awam sebagai menu sehari-hari, tengik tapi nampak asyik, bikin ketagihan meski menyesatkan. Satu berita diviralkan dan dispiralkan oleh buzzer-buzzer bayaran lalu diproyeksikan—misalnya—untuk menggulingkan penguasa, dan bahkan mengganti ideologi Negara.

Padahal, setelah menyebar hoax-hoax itu, mereka tidak tahu harus bagaimana selain meyakini adanya pahala. Pahala dari Hong Kong?! Sebab, jangankan mereka, para gembala yang menggerakkan merekapun sebenarnya digembalakan oleh gembala-gembala yang lebih gila akan kuasa. Di atasnya lagi, masih ada sekian tingkat gembala-gembala lagi dan lagi. Makin modern, makin digital pula kecanggihan hegemoni dan sebaran hoax.

Pertanyaannya: adakah satu pembangunan (infrastruktur dan suprastruktur) saja yang tidak ditulangpunggungi oleh cita-cita akan kekuasaan? Jika ternyata tidak ada, maka hidup ini tidak hitam-putih, ada lebih banyak abu-abu di samping keduanya, sebab tidak ada putih yang sungguh-sungguh bersih dan hitam yang benar-benar kelam.

Lazimnya, para panggila hoax (atas nama) agama selalu menebar kebencian dan mengkavling kebenaran. Ujungnya jelas, mereka menolak Pancasila dan UUD 1945 di satu sisi serta mabuk selangkangan bidadari di sisi lain: asal bisa mencium ketiak bidadari, mereka siap mati. Apapun itu, di momen tahun baru Hijriyah ini, mereka harus kita hijrahkan dengan terlebih dahulu menghijrahkan diri sendiri dan keluarga terdekat kita.

Anehnya, tidak sedikit di antara kita yang malah latah dan terjebak, melawan hoax justru denga hoax yang lain. Memerangi kebohongan justru dengan kepalsuan. Inilah salah satu yang perlu kita renungkan sampai ke jantung kesadaran. Jika para penggila berita palsu-sesat itu merasa dibenarkan oleh agama, maka Kitab Suci itu haqq bukan hoax. Seharusnya, pengikut dan para pengamalnya juga demikian.

Memang, hijrah dari hoax idealnya sepanjang masa, tetapi 1440 hijriyah ini bisa kita jadikan momentum untuk memulainya. Bisakah? Bagaimana indikatornya? Mari kita lakukan testimoni sederhana, Kisanak!

Mereka yang menghina dan terus menghabiskan energi untuk mencaci dan mengkafirkan yang berbeda, termasuk pemerintah, adalah: (1) Musuh-musuh Allah yang harus dilenyapkan dan dibantai sehabis-habisnya sampai tujuh turunan, sebab tidak mungkin mereka bertobat dan insyaf; (2) Mereka adakah orang-orang tidak terpelajar yang menjadikan kebencian untuk melindungi diri dan kelompoknya; (3) Mereka adakah gerombolan manusia yang mabuk agama dan membenci Negara, padahal mereka bisa hidup dan bebas beragama, justru di dalam Negara yang mereka benci. Langkah terbaik, usir mereka dari Indonesia; (4) Meraka adalah sekelompok manusia yang terlampau reaksioner menyikapi perbedaan, tetapi sebenarnya mereka sedang belajar dan mencari formula untuk sampai pada kebenaran yang sesungguhnya; (5) Mereka adalah cerminan dari sikap kita sendiri; dan (6) Mereka adalah pelajaran dari Tuhan untuk kita cinta-sayangi, kita didik dan kita arahkan dari kesadaran dogmatis menuju kesadaran kritis.


Nah, Anda berada di nomor berapa?

Selamat tahun baru Hijriyah 1440

___

*Penulis Ach Dhofir Zuhry adalah ketua STF AL-FARABI dan pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah Kepanjen. Buku terbarunya KONDOM GERGAJI dan PERADABAN SARUNG (Veni, Vidi, Santri)

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES