Ekonomi Jemaah Haji Indonesia 2018

Pengiriman Jemaah Haji Dinilai Lemahkan Rupiah, Ini Respons Kemenag RI

Selasa, 11 September 2018 - 14:14 | 81.32k
Ilustrasi jemaah haji
Ilustrasi jemaah haji

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Siskohat Kemenag RI, Ramadhan Harisman menilai pandangan yang mencuat jika pemberangkatan jemaah haji adalah salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah, adalah tidak tepat dan berlebihan.

"Terlalu berlebihan jika pemberangkatan jemaah haji dianggap melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD). Banyak faktor lain yang mempengaruhi lemahnya nilai tukar rupiah," tegasnya.

Sebelumnya mantan Deputi Senior Bank Indonesia, Anwar Nasution menyebut jika pemberangkatan jemaah haji ke tanah suci justru memperlemah rupiah karena dianggap menguras devisa negara.

Namun menurut Ramadhan, kebutuhan valuta asing (valas) untuk operasional haji jauh lebih kecil ketimbang valas untuk impor migas dan pembayaran utang korporasi yang jatuh tempo pada periode tertentu di tahun berjalan.

Bicara hitungan angka, ia memaparkan jika total biaya operasional penyelenggaraan ibadah haji reguler tahun ini sebesar Rp 14,1 triliun berupa mata uang rupiah dan riyal (SAR).

Dari total angka itu, pembiayaan dalam mata uang Saudi sebesar SAR 2,1 miliar atau USD 560 juta. Itu pun tak digelontorkan langsung, melainkan bertahap dalam 4-5 bulan masa operasional haji. Sisanya dibayar dalam bentuk rupiah, termasuk ongkos penerbangan haji. Selain itu, pembayaran setoran awal dan setoran pelunasan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) oleh jemaah juga menggunakan rupiah. 

"Dengan demikian, pada saat pembayarannya tidak berpengaruh terhadap kebutuhan SAR maupun USD dalam negeri," ujarnya.

Tak bisa dimungkiri, selama musim haji memang terjadi perpindahan devisa ke Arab Saudi. Semua negara mengalami hal sama karena pelaksanaan ibadah haji dan umrah hanya di Tanah Suci. Namun, pemerintah berupaya mengimbanginya dengan distribusi ekonomi kepada warga Indonesia yang bermukim di Saudi. 

Di sisi lain, dalam beberapa tahun terakhir Kemenag RI mengupayakan kebijakan yang memihak ekonomi dalam negeri. Misalnya, perangkat jemaah seperti seragam dan kain ihram yang disediakan oleh bank penerima setoran harus berasal dari produk usaha kecil dan menengah (UKM). Katering jemaah selama di Tanah Suci juga wajib menggunakan menu Nusantara dengan bumbu masak dari Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Dhian Mega
Sumber : Kemenag

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES