Peristiwa Daerah

Ajak Bersatu, Festival Perdamaian 2018 di Bali Dihadiri Ratusan Peserta

Minggu, 09 September 2018 - 20:20 | 45.19k
Festival Perdamaian yang bertempat di Wantilan DPRD Provinsi Bali, dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan pelajar. Minggu (9/9/2018). (FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia)
Festival Perdamaian yang bertempat di Wantilan DPRD Provinsi Bali, dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan pelajar. Minggu (9/9/2018). (FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, DENPASARFestival Perdamaian yang dihelat di Wantilan DPRD Provinsi Bali pada Minggu (9/9/2018) dihadiri ratusan mahasiswa dan pelajar.

Festival tersebut digelar oleh organisasi antiradikalisme dan kekerasan, Peace Generation bekerja sama dengan Peace Makers of Indonesia Society.

Festival-Perdamaian-2.jpg

"Festival Perdamaian ini sudah enam kali kami gelar di Indonesia dan untuk di Bali baru pertama kami gelar. Acara ini sendiri dibagi menjadi empat hari rangkaian, dimana yang tiga hari kami ada agenda Agent of Peace Summit," ujar Ali Bin Zed, Ketua Panitia acara saat ditemui di lokasi acara.

Ali juga menjelaskan bahwa agent of peace adalah sebutan untuk para relawan perdamaian yang sudah mengikuti training peace generation, yakni training 12 nilai perdamaian. Usai training, selama tiga hari peserta yang berasal dari Aceh, Kupang, dan provinsi lain kemudian berkumpul di Tabanan untuk membahas apa saja yang menjadi tantangan saat mendorong perdamaian di daerahnya masing-masing. 

"Dan hari ini, acara puncaknya kami gelar Festival Perdamaian. Kami berharap setelah acara ini, teman-teman yang hadir dapat menjaga Bali menjadi sebuah barometer perdamaian di Indonesia," imbuh Ali.

Festival-Perdamaian-3.jpg

Ali juga memaparkan acara ini digelar karena maraknya isu SARA di berbagai daerah.

"Jadi kami menanamkan sejak awal pentingnya perdamaian. Kita memang berbeda, tapi tidak harus bermusuhan, berbeda kita tetap bersatu. Berbeda itu memang kehendak tuhan," ujarnya.

"Jika memang tuhan menghendaki kita pasti diciptakan seragam, satu agama atau satu etnis misalnya. Tapi nyatanya kita lahir dari berbagai macam latar belakang dan agama, itu memang kehendak tuhan. Jadi tidak perlu memaksakan kehendak kelompok tertentu," jelas Ali yang juga Ketua Charter for Compassion itu.

Hal yang sama diungkapkan Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Suyasa. Menurutnya perdamaian sangat penting dan harus dipelihara untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar tetap utuh.

"Isu intoleransi itu kan dari dulu ada dan menjadi bumbu di masyarakat. Akan bertambah runyam jika isu-isu tersebut dibawa ke dalam ranah politik. Kami bersyukur di Bali kerukunan antarumat beragama berjalan baik, sehingga harapannya dengan gema perdamaian ini akan menjadi contoh untuk daerah-daerah lain di luar Bali," ujarnya saat menghadiri Festival Perdamaian (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES