Peristiwa Daerah

Perkaya Referensi Fashion Masyarakat, Dirjen PDT akan Gelar EFWI

Sabtu, 01 September 2018 - 21:54 | 67.13k
Diriktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal , Samsul Widodo (kanan) bersama dengan Bupati Bondowoso Amin Said Husni. (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)
Diriktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal , Samsul Widodo (kanan) bersama dengan Bupati Bondowoso Amin Said Husni. (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Dalam rangka memperkaya Fashion Masyarakat, Dirjen PDT (Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal), akan gelar EFWI (Eco Fashion Week Indonesia), yang akan berlangsung pada 30 November, sampai 2 Desember 2018 mendatang.

Fashion show, tersebut juga sebagai visualisasi konsep fashion, yang ramah lingkungan, dengan mengangkat budaya asli Indonesia dalam pembuatan tekstil.

Dalam fashion tersebut, akan ditampilkan karya-karya ethical yang dibuat langsung oleh masyarakat di daerah tertinggal, seperti Tenun ikat Alor dan Tenun ikat Rote Ndao.

BUpati-Amin-Said-Husni.jpg

Merdi Sihombing, salah seorang founder EFWI mengatakan, bahwa EFWI adalah milestone, dari perjalanan panjang yang perlu dilakukan, oleh Indonesia dalam menerapkan konsep slow fashion.

“Karena tak hanya ramah, dan melestarikan warisan kebudayaan tekstil Indonesia. Tapi juga membuka lapangan kerja di daerah-daerah yang akan meningkatkan perekonomiannya,” kata Sihombing

EFWI, lanjut dia, juga akan membuka mata masyarakat Indonesia dan dunia, akan kekayaan budaya, dan kenyataan bahwa Indonesia memiliki potensi yang begitu besar untuk menjadi negara, dengan industri slow fashion terbesar di dunia.

Sementara Dirjen PDT, Samsul Widodo mengatakan, bahwa pembangunan daerah tertinggal, tidak dapat dilakukan dengan pendekatan yang parsial.

“Harus menyeluruh, menyentuh segala aspek pembangunan, termasuk dalam bidang seni dan budaya,” paparnya.

Pihaknya juga sangat sepakat, dan mendukung apa yang dilakukan oleh Merdi Sihombing dalam membangun gerakan eco fashion ini.

“Oleh karenanya, kami bersepakat untuk menjadikan eco fashion, sebagai salah satu strategi dalam percepatan pembangunan daerah tertinggal,” kata mantan aktivis PMII Universitas Jember tersebut.

Pihaknya mengaku sangat optimis, bahwa gerakan ini, akan meningkatkan kepercayaan diri masyarakat daerah dengan kekayaan budaya yang dimiliki.

Para penenun, lanjut dia, akan merasa hasil karyanya diapresiasi dan dihargai dengan sangat layak, sehingga ini menjadi motivasi untuk terus melestarikan budaya lokal melalui karya tenun yang dihasilkan.

“Pendekatan pembangunan daerah tertinggal berbasis seni dan budaya, diharapkan dapat berkontribusi dalam pelestarian kearifan lokal,” harapnya.

Dirjen PDT (Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal) juga berharap, dengan adanya EFWI (Eco Fashion Week Indonesia) nanti, berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat di daerah tertinggal sebagai pengrajin tekstil.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Bondowoso

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES