Indonesia Positif

Gusdurian Malang Serukan Generasi Muda Anti Radikalisme

Rabu, 22 Agustus 2018 - 20:14 | 44.84k
Semangat Perdamaian: Seluruh peserta dialog interaktif 'Anti Radikalisme untuk Generasi Millenial' serempak membacakan deklarasi damai. (FOTO: Dyah Monika Sari/DJ TIMES Indonesia)
Semangat Perdamaian: Seluruh peserta dialog interaktif 'Anti Radikalisme untuk Generasi Millenial' serempak membacakan deklarasi damai. (FOTO: Dyah Monika Sari/DJ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Momen peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 lalu mendapat perhatian khusus dari banyak kalangan, khususnya generasi muda. Tak ketinggalan pula dari salah satu komunitas pencinta pemikiran KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur) wilayah Malang.

Gusdurian Malang menyoroti isu radikalisme yang sedang marak di Indonesia, dengan menggelar dialog interaktif bertajuk “Anti Radikalisme untuk Generasi Millenial”.

Bertempat di gedung Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, para penggerak Gusdurian menyuarakan generasi muda untuk lebih bijak dalam menyikapi perkembangan teknologi. Menurut penggerak Gusdurian, teknologi menjadi salah satu sektor yang memicu tersebarnya radikalisme tersebut.

Seluruh peserta yang merupakan perwakilan pemuda dari berbagai komunitas di Kota Malang, diberikan pengarahan untuk menyaring segala informasi yang tersebar di media sosial.

Konten yang mengandung isu kebencian serta berita bohong (hoax) pun menjadi sorotan utama. Melalui konten-konten media sosial tersebut, unsur radikalisme turut pula bermunculan dan memecah belah masyarakat Indonesia.

Para peserta yang menjadi aktor penting dalam perkembangan teknologi, khususnya media sosial, diharapkan lebih peduli dan berperan aktif dalam menciptakan perdamaian bangsa.

“Banyak generasi muda yang merasa cukup hanya sekedar menikmati sebuah kondisi tragis bahkan manis pun sebatas dari balik layar. Sehingga tak merasa perlu untuk mengalami atau menjadi saksi atau aktor secara langsung dalam sebuah kondisi nyata atau realita yang ada di lingkungannya. Sebuah tantangan penting agar generasi muda saat ini menyadari pentingnya intelektualitas yang kemudian dilekatkan dan menjadi bekal dalam bermasyarakat,” papar Kristanto Budi Prabowo, salah seorang aktivis sosial yang hadir sebagai pembicara.  

Dialog interaktif ini turut pula menghadirkan intelektual muda, sekaligus Rektor Sekolah Tinggi Filsawat (STF) AL-Farabi Malang, Ach. Dhofir Zuhri. Dalam sambutannya, Ach. Dhofir menyerukan narasi ‘islam damai’ untuk menyebarkan perdamaian dan kebaikan.

“Narasi Islam Damai diharapkan mampu memberikan penyegaran, serta melawan kondisi bangsa dengan semakin banyaknya isu-isu radikalisme. Mengingat banyak contoh kekerasan dengan aktor penting di dalamnya adalah umat islam,” jelasnya.

Agenda dialog tersebut diakhiri dengan pembacaan deklarasi damai oleh seluruh peserta dan penggerak Gusdurian. Disusul dengan pembubuhan tanda tangan kesiapan untuk menciptakan perdamaian bangsa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES