Kopi TIMES

Jamaah Haji Indonesia Kini Tak Perlu Mencari Kerikil untuk Lempar Jumrah

Selasa, 21 Agustus 2018 - 16:43 | 50.33k
Jamaah haji Indonesia saat wukuf di Arafah (FOTO: KH. Tauhidullah Badri for TIMES Indonesia)
Jamaah haji Indonesia saat wukuf di Arafah (FOTO: KH. Tauhidullah Badri for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Senin (20/8/2018) petang setelah wukuf di Arafah, jemaah haji Indonesia secara berangsur bergeser menuju Muzdalifah. Dari Arafah, mereka diangkut menggunakan bus yang telah disediakan dengan sistem sirkuler atau bolak-balik. Kini para jemaah haji Indonesia, tak perlu cari kerikil untuk lempar Jumrah.

Jemaah haji Indonesia asal Probolinggo yang tergabung dalam kloter 28 Embarkasi Surabaya, berangkat lebih dulu. 

Sedangkan yang tergabung dalam kloter 27 Embarkasi Surabaya, mendapat giliran pukul 21.30 waktu Arab Saudi. 

Perbedaan jadwal pemberangkatan ini didasarkan pada sistem undian yang dilaksanakan oleh masing-masing maktab atau penyedia akomodasi dan transportasi (naqabah).

Setiap maktab yang melayani jemaah haji Indonesia, diberi alokasi tujuh bus untuk membawa jemaah haji dari Arafah ke Muzdalifah. 

Dibandingkan dengan alokasi bis saat perjalanan dari Mekkah menuju Arafah, jumlah bus untuk perjalanan dari Arafah menuju Muzdalifah ini hanya sepertiganya.

Karena itu, bis bis yg mengangkut jamaah bergerak dengan sistem sirkuler atau taraddudi.

Di Muzdalifah, jemaah haji tinggal sejenak. Kemudian usai subuh, mereka bergerak lagi menuju Mina. Tinggal sejak di sana, kemudian paginya, melontar jumrah.

Pergerakan dari Arafah, Muzdalifah kemudian ke Mina dalam waktu yang relatif singkat ini, dilakukan jemaah haji Indonesia bersama seluruh jamaah haji sedunia, yang diperkirakan mencapai tiga juta jamaah.

Oh, ya. Di Muzdalifah, jemaah haji Indonesia kini tak perlu lagi mencari kerikil untuk keperluan jumarah. Sajak tahu lalu, kerikil ini telah disediakan pemerintah atas kebijakan Muassasah Asia Tenggara.

Dari data yang dihimpun TIMES Indonesia, kebijakan ini lahir untuk menjamin keselamatan jamaah. Kerikil yang disediakan lebih dari cukup. Bersih, dan diwadahi kantong kecil.

Kerikil-kerikil ini, bahkan mulai dibagikan sejak di Padang Arafah, tempat para jemaah melangsungkan wukuf.

Mengenai wukuf ini, kloter kloter 27 Probolinggo menjalaninya mulai sebelum adzan dhuhur, yang diawali dengan khotbah Arafah. Kemudian dilanjutkan dengan shalat Dhuhur dan Ashar secara jama'taqdim dan qashar. 

Selanjutnya secara bersama sama melantunkan dzikir dan doa bersama. Suasananya khidmat, syahdu dan khusyu'. Bahkan suara tangisan jamaah juga banyak terdengar sepanjang prosesi wuquf berlangsung. 

Memasuki Maghrib, pelaksanaan wukuf selesai. Setelah shalat Maghrib dan Isya dengan jamak taqdim, jemaah haji Indonesia asal Probolinggo yang tergabung dalam kloter 27, bersiap untuk diberangkatkan ke Muzdalifah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES