Politik

SAS Institute: Ketua Umum PBNU Tidak Mendukung Prabowo-Sandi

Selasa, 21 Agustus 2018 - 17:04 | 44.37k
SAS Institute. (FOTO: Istimewa)
SAS Institute. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jelang Pilpres 2019 terus marak informasi tidak benar, hoaks atau bohong. Warga NU atau warga Nahdliyin diimbau untuk tidak terpengaruh berita bohong yang mengarah pada upaya membenturkan antar tokoh NU sendiri. Pihak SAS Institute menegaskan, bahwa KH Said Aqil Siroj sebagai Ketua Umum PBNU tidak mendukung pasangan calon Prabowo-Sandi.

Hal tersebut disampaikan, menanggapi pemberitaan media massa terkait pernyataan KH Said Aqil Siroj dalam pertemuan PBNU dengan Prabowo-Sandiaga Uno.

“SAS Institute menemukan beberapa pemberitaan yang tidak benar, bahkan mengarah pada ketidakjujuran dan manipulasi,” tegas Direktur Eksekutif SAS Institute, Imdadun Rahmat, dalam rilis yang dikirim ke TIMES Indonesia, Selasa (21/8/2018).

Pemberitaan yang tendensius ini jelasnya, sangat merugikan nama baik KH Said Aqil Siroj dan bisa menimbulkan perpecahan warga NU. Dari itu, SAS Institute menyatakan bahwa, Pernyataan yang disampaikan KH Said Aqil Siroj tidak ada satupun yang bisa diartikan sebagai dukungan kepada2 pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.

“Kedua, telah terjadi manipulasi terhadap pernyataan dukungan kepada pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta pada Pemilu 2014 seolah-olah merupakan dukungan kepada Prabowo-Sandiaga Uno,” kata Imdadun Rahmat.

Ketiga, KH Said Aqil Siroj sebagai Ketua Umum PBNU tidak mendukung pasangan Calon Prabowo-Sandi.

“KH Said Aqil Siroj sebagai pribadi yang memiliki hak konstitusional untuk menetukan dukungannya tetap istiqamah terkait doa, restu, solidaritas dan dukungan beliau kepada KH Makruf Amin sebagai sesama ulama dan khususnya sesama tokoh NU,” jelasnya.

Kelima, menghimbau kepada masyarakat, khususnya warga NU untuk tidak terpengaruh berita bohong yang mengarah pada upaya membenturkan antara KH Said Aqil Siroj dengan KH Makruf Amin yang bisa mengarah pada perpecahan dalam keluarga besar Kaum Nahdliyin.

“Keenam, menyerukan kepada media tertentu yang melakukan manipulasi pemberitaan untuk mencabutnya dan merevisinya dengan berita yang benar,” tegasnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta kepada Dewan Pers untuk menjalankan tugas dan wewenangnya menyangkut pelanggaran Kode Etik Jurnalistik.

“SAS Institute akan terus konsisten mendorong kehidupan politik yang konstitusional, demokratis, berkeadaban, damai dan berorientasi kepada kemaslahatan publik,” katanya.

Terakhir, SAS Institute senantiasa menjaga, mengawal dan menegakan integritas dan moralitas bangsa. Beserta teguh menentang perilaku politik adu domba, politik identitas, fitnah, dan berita bohong.

“Pernyataan pers ini urgen untuk dilakukan sebab SAS Institute memangku tugas moral yang secara langsung diamanatkan KH Said Aqil Siroj untuk menyampaikan hal yang sebenar-benarnya serta sejujur-jujurnya,” aku Imdadun Rahmat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES