Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Arah Pendidikan di Usia 73 Kemerdekaan Indonesia

Senin, 20 Agustus 2018 - 13:15 | 41.67k
Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGPERINGATAN Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia berlangsung disetiap titik negeri ini. Namun ada yang menarik untuk didiskusikan dari pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ketika menjadi Inspektur Upacara di lingkungan Kemendikbud, Jumat (17/8/2018).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Muhadjir Effendy, sekali lagi mengingatkan akan pentingnya  reformasi pendidikan. Reformasi yang bermakna sebagai ikhtiar menuju perubahan yang lebih baik ini bukan semata-mata kualitas sumberdaya manusianya, melainkan ikhtiar agar pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Oleh karenanya arah pendidikan nasional diarahkan pada tiga hal: membangun pondasi karakter anak-anak sejak jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), memberikan porsi lebih besar penguatan pendidikan karakter pada jenjang SD, serta memberi perhatian pada revitalisasi kejuruan.

Perhatian pemerintah yang tinggi terhadap pendidikan anak usia dini patut diapresiasi. Mengingat pendidikan diusia dini anak akan banyak menentukan tumbuh kembang anak diperiode-periode pendidikan berikutnya. Masa pendidikan, anak dilatih untuk membangun kematangan mental serta diajarkan tentangkarakter. Kemana anak akan diarahkan harus diawali dari pendidikan sejak dini.

Islam memandang pendidikan anak diusia dini sangat serius. Bahkan hadist yang diriwayatkan oleh Muslim mengisyaratkan akan pentingnya pendidikan sejak awal.

Hadist yang artinya “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membuat dia (memiliki karakter) Yahudi, atau (memiliki karakter) nasrani atau memiliki karakter majusi.” Seperti halnya tanaman, tindakan yang bagus pada usia awal tanaman akan berdampak terhdapat tumbuh kembangnya tanaman itu.

Lantas apa yang mesti diberikan pada anak usia dini. Hemat penulis anak mesti diberikan sesuai dengan porsi usianya. Namun tetap harus memperhatikan dimensi fisik dan rohani.

Seperti diketahui, pendidikan karakter meliputi 4 olah; olah hati, olah otak, olah rasa, dan olah raga. Maka dimensi ini harus juga diperhatikan kepada pendidikan anak usia dini.

Misalnya anak diberikan materi yang mampu menyelaraskan kemampuan motoriknya, penguatan kepercayaan diri, melatih berkomunikasi, menjodohkan, mengklasifikasikan, memahami hubungan, memahami pola, memecahkan pola, pengembangan bahasa lisan, persiapan membaca dan menulis, persiapan menghitung, pemecahan masalah.

Termasuk juga pembiasaan-pembiasaan seperti berdoa sebelum dan sesudah belajar, berdoa sebelum dan sesudah makan, menghormati orang tua, mengucapkan salam, membuang sampah pada tempatnya, mengembalikan setiap alat mainan yang sudah dipakai ketempatnya, dan sebagainya.

Jika ini diberikan sejak dini maka Indonesia dengan bonus demografi yang dimilikinya akan mampu mengantarkan Indonesia berdaya saing. 

Selanjutnya, memberikan porsi lebih besar penguatan pendidikan karakter pada jenjang SD. Hal ini mengindikasikan keinginan pemerintah untuk menyelaraskan pendidikan anak usia dini dengan pendidikan pada jenjang berikutnya.

Apa yang sudah dibangun jangan sampai putus. Kesinambungan kurikulum dari pendidikan sebelumnya harus diperhatikan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang ada.

Jangan sampai anak merasa bosan karena tidak menemukan sesuatu yang baru dari pendidikan. Jangan sampai pendidikan menjadi candu. Maka pembelajaran yang berbasis inquiry, cooperative, problem based harus digalakkan di pendidikan dasar.

Terakhir, pemerintah konsern dengan pendidikan vokasi. Vokasi adalah pendidikan yang memberikan porsi banyak pada pengembangan keterampilan. Lulusan siap kerja menjadi bahasan dari pendidikan ini.

Sehingga dalam masa pendidikan siswa sudah dilatih terjun langsung ke dunia industri. Hal ini penting mengingat bonus demografi Indonesia yang begitu melimpah sehingga mempersiapkan anak yang siap kerja harus dilakukan disamping tidak mengesampingkan untuk mengkader kaum intelektual.

Jika ketiga hal tersebut dapat diwujudkan di negeri ini, maka peringatan hari ulang tahun ke-73 ini menjadi momentum peneguhan kembali menuju kemerdekaan sejati, dan sejatinya kemerdekaan.

Indonesia 2045 harus disiapkan mulai saat ini. Pendidikan harus berjalan sesuai dengan milestonenya, jangan terpengaruh dengan hiruk pikuk perpolitikan negeri ini. (*)

 

*Muhammad Yunus, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES