Pendidikan

Jalin Kebersamaan, 33 Pelajar Masuk Program Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa

Minggu, 19 Agustus 2018 - 21:05 | 41.71k
Peserta Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)
Peserta Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PURWAKARTA – Sebanyak 33 pelajar dari tujuh provinsi di Indonesia turut dalam Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa. Para siswa ini berasal dari berbagai latar belakang seperti ras, suku, agama dan kondisi berkebutuhan khusus. Mereka mengikuti Pendidikan Karakter dan pengembangan potensi diri. 

Program pendidikan karakter berbasis alam bebas pertama di Indonesia ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa percaya diri, kemandirian, dan kerjasama tim. Khususnya dalam keberagaman dan berkontribusi positif terhadap pembangunan karakter Indonesia diikuti para peserta. 

Program yang diselenggarakan oleh Outward Bound Indonesia (OBI), pelopor pendidikan luar ruang (Outdoor Education) di Indonesia di digelar di kawasan Jatiluhur Purwakarta, Jawa Barat. Acara dihelat pada 15 - 19 Agustus 2018 dengan tajuk 'Merenda Mutiara Nusantara'.

“Kami memberi kesempatan bagi pelajar dari keluarga pra-sejahtera untuk mengikuti pendidikan berbagai macam ketrampilan yang dilatih oleh tim instruktur di program Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa di tahun ini,” kata Executive Director Outward Bound Indonesia, Wendy Kusumowidagdo di OBI Eco Campus, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (19/8/2018).

Menurut Wendy, metode pendidikan ini berbasiskan petualangan luar ruang (Outdoor Adventure) dengan didampingi  para tenaga pendidik luar ruang (Outdoor Educators) yang profesional serta berpengalaman. 

Adapun rangkaian kegiatan tersebut diantaranya yakni Outdoor Education yang meliputi ; pelatihan Berinteraksi dan Menginap di Komunitas Lokal, Pendakian dan Pelaksanaan Upacara Kemerdekaan & Penghormatan Bendera Merah Putih di Puncak Gunung Parang, Berkemah, dan Ekspedisi Air. 

“Momen terpenting peserta adalah melakukan upacara bendera pada tanggal 17 Agustus 2018 di puncak Gunung Parang setinggi 983 meter di atas permukaan laut," katanya.

Wendy mengaku yakin para peserta dari berbagai daerah itu akan bisa menjadi motor penggerak semangat persatuan di masing-masing daerahnya.

"Kami meyakini para peserta ekspedisi akan menjadi duta perdamaian dan agen perubahan yang mampu menyeberkan semangat. persatuan dalam kemajemukan serta bersinergi dan mengembangkan networking dalam membangun Indonesia,” tegas Wendy.

Ihwal biaya pendidikan Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa yakni sebesar Rp 10 juta per anak. Namun biaya itu sudah tanggung langsung oleh Yayasan Helping Hands dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). 

Jadi para orang tua peserta dan sekolah tak perlu memusingkan lagi biaya administrasi tersebut.

"Para peserta tinggal terbang dan tinggal bawa baju saja. Lima hari disini, kami sudah kami siapkan mulai dari tempat tinggal, makan dan pendidikannya," ujarnya.

Sementara itu, Executive Vice President CSR BCA, Inge Setiawati mengatakan BCA turut serta dalam pembangunan ekonomi dan berpartisipasi aktif dalam mengembangkan sumber daya manusia, khususnya generasi muda Indonesia. 

“Program CSR kami di bawah payung Bakti BCA yang tertuang dalam beberapa program, salah satunya membina generasi muda Indonesia untuk mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia dalam keberagaman yang berlandaskan Pancasila,” tutur Inge.

Ditempat yang sama, Founder & Chief Executive Officer Outward Bound Indonesia, Djoko Kusumowidagdo merincikan jumlah peserta Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa. Sebanyak 24 pelajar berasal dari Provinsi DKI Jakarta.

Kemudian 3 peserta dari Banten, 2 peserta dari Nanggroe Aceh Darussalam dan sisanya 1 pelajar yang masing-masing berasal dari Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Riau, serta Jambi. 

“Sebanyak 19 pelajar dari jumlah total peserta itu adalah penyandang disabilitas yang terdiri dari peserta tuna netra sebanyak 11 orang, tuna daksa 3 orang, tuna rungu dan (tuna) wicara 5 orang. Jika ditotal antara jumlah peserta disabilitas dengan peserta non disabilitas yang berjumlah 14 orang itu, maka jumlah peserta di tahun ini sebanyak 33 pelajar dari berbagai daerah dan latar belakang,” terangnya.

Djoko mengatakan dampak positif pendidikan luar ruang terhadap anak-anak muda yakni menumbuhkan sikap kemandirian, lebih percaya diri, mencari jalan keluar dalam menghadapi tantangan, melatih ketrampilan berinteraksi sosial, cakap dalam berkomunikasi, serta mudah beradaptasi dalam menjalin kerjasama tim.  

“Merujuk survei OBI terhadap peserta ekspedisi di tahun lalu itu, kami mengidentifikasi keseluruhan peserta lebih memahami dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika dalam mempererat rasa persatuan dan kesatuan antar anak bangsa,” kata Djoko.

Sementara itu peserta sekaligus angkatan pertama di ekspedisi di tahun lalu, Rafi menceritakan bahwa dia dan rekan-rekan timnya yang beranggotakan 11 orang sangat berterima kasih lantaran dipersatukan dalam keberagaman. 

“Kami saling melengkapi dan merangkul layaknya keluarga yang berjuang tanpa mengenal kata lelah dan bosan untuk saling membantu, meski harus melalui rintangan sendiripun terasa berat,” katanya menerangkan substansi Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES