Peristiwa Daerah

Mudir Ma'had Aly di Jatim Berkumpul di Nurul Jadid, Ada Tiga Hal yang Disepakati

Sabtu, 18 Agustus 2018 - 20:59 | 139.27k
Sedikitnya 12 mudir (pimpinan) Ma'had Aly se-Jawa Timur, berkumpul di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kabupaten Probolinggo, Jumat hingga Sabtu (17-18/8/2018). (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)
Sedikitnya 12 mudir (pimpinan) Ma'had Aly se-Jawa Timur, berkumpul di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kabupaten Probolinggo, Jumat hingga Sabtu (17-18/8/2018). (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Sedikitnya 12 mudir (pimpinan) Ma'had Aly se-Jawa Timur, berkumpul di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kabupaten Probolinggo, Jumat hingga Sabtu (17-18/8/2018).

Mereka hadir dalam Rapat Pimpinan Ma'had Aly se-Jawa Timur, yang digelar Asosiasi Mahad Aly Indonesia (AMALI). Rapat digelar Jumat sore hingga tengah malam.

Rapat tersebut menghasilkan tiga kemufakatan. Yaitu beasiswa bagi mahasantri (sebutan bagi santri Ma'had Aly), infrastuktur (fisik dan non fisik) dan kelengkapan struktur kepengurusan Mahad Aly wilayah Jatim.

Dr K Musholli, mudir Mahad Aly Nurul Qodim, dipercaya menjadi ketua. Sekretarisnya, KH Badruttaman dari Mahad Aly Nurul Qonain. Sementara KH Romzi Al amiri Mannan (Mahad Aly Nurul Jadid), menjadi bendahara. 

Dalam rapim bertema Menuju Mahad Aly sebagai Perguruan Tinggi Pesantren yang Unggul dan Kompetitif di Jawa Timur itu, Ketua AMALI, KH Abdul Jalal, menuturkan, rapat digelar untuk menyatukan pendapat tentang prospek perkembangan Mahad Aly se-Jatim.

Selanjutnya, akan disampaikan kepada Calon Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa. Salah satu diantaranya terkait dengan beasiswa.

Pada pertemuan ini kita godok tentang kebutuhan dan kehendak kita secara tertulis untuk disampaikan kepada Ibu Gubernur Jawa Timur, katanya.

Ia menambahkan, beberapa masa yang lalu AMALI diundang oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Provinsi Jatim, terkait dengan beasiswa Madrasah Diniyah (Madin) yang akan direalisasikan pada tahun 2019.

Sementara itu, Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid selaku tuan rumah, berharap agar pengembangan ilmu dan intelektualitas pesantren bisa terasa dan terlahir dari proses yang berlangsung di Mahad Aly.

Bagi kami, Mahad Aly adalah satu hal yang penting sebagai khazanah bangsa ini yang lahir dalam dinamika didalam pesantren, ujarnya.

Selain itu, KH Hamid menyampaikan, dengan diakuinya Mahad Aly sebagai lembaga formal oleh pemerintah, pihaknya tidak ingin watak dan karakter pesantren menjadi hilang.

"Tapi bagaimana kita diberi lebih peluang dan peluang. Oleh karena itu, forum ini adalah forum yang tepat untuk menggagas hal yang strategis hingga hal yang teknis," kata pria yang juga Rektor Universitas Nurul Jadid ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES