Ekonomi

Kedaulatan Pangan Bisa Terwujud jika Stakeholder dan Petani Kompak Bersatu

Sabtu, 18 Agustus 2018 - 01:59 | 29.37k
Sekretaris Jenderal Kementan, Syukur Iwantoro batik coklat berkacamata (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)
Sekretaris Jenderal Kementan, Syukur Iwantoro batik coklat berkacamata (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Kementan, Syukur Iwantoro mengungkapkan untuk bisa mewujudkan swasembada dan kedaulatan pangan sebagaimana cita -cita Nawacita Jokowi dan RPJMN 2015 - 2019, maka seluruh stakeholder dan petani harus bersatu dan kompak menaklukkan berbagai tantangan dan hambatan.

"Untuk mewujudkan hal ini kita harus berjuang keras, kompak, dan bersatu untuk menaklukkan berbagai tantangan dan hambatan," katanya saat memberikan penghargaan teladan pertanian di Auditorium Kementan, Ragunan, Jakarta, Jumat (17/8/2018).

Menurut dia, pemerintah melalui Kementan telah berupaya mewujudkan kedaulatan pangan melalui kebijakan, perbaikan dan pengembangan infrastruktur, on-farm dan pasca panen, serta pengendalian pasar.

Dari aspek on-farm dan pasca panen, upaya yang telah dilakukan Kementan diantaranya yakni melalui pemberian bantuan alat, mesin pertanian dan subsidi pupuk.

"Bantuan kurang lebih 180.000 unit (meliputi pompa air, traktor, rice transplanter, power thresher, combine harvester, dan rice milling unit), subsidi benih untuk 7 juta hektar dan pupuk sebanyak 9,55 juta ton," terangnya.

Selain itu Kementan juga memberikan fasilitasi berupa asuransi pertanian yang mencakup lahan seluas 1,7 juta hektar, Pembangunan embung sebanyak 3.771 unit, rehabilitasi jaringan irigasi untuk 3,05 juta hektar lahan, pengembangan lumbung pangan perbatasan di 5 provinsi, pengintegrasian jagung-sawit seluas 233 ribu hektar.

Kemudian pemerintah juga melakukan pengembangan lahan rawa seluas 367 ribu hektar dan kelahiran 1,5 juta ekor sapi melalui program SIWAB.

Selanjutnya, pada aspek pasar, upaya yang dikerjakan Kementan yakni mengendalikan rekomendasi impor komoditas dan produk pertanian strategis (seperti: beras, cabai, bawang merah, jagung, gula mentah, jeroan, dan lain lain), mendorong ekspor komoditas pertanian (seperti: beras, jagung, bawang merah, kacang hijau, mangga, dan telur dsb).

"Kebijakan penetapan Harga Patokan Pembelian (HPP), membangun Toko Tani Indonesia, meningkatkan sinergisme dengan Kementerian Perdagangan dan BULOG dalam menyerap gabah petani dan melakukan operasi pasar pangan murah untuk masyarakat," jelasnya.

Adapun beberapa keberhasilan komoditas ekspor yang telah dicapai oleh pemerintah, kata dia, yakni seperti bawang merah 7.750 ton ke Thailand, Malaysia, Timor Leste pada tahun 2017 dan 6.000 ton ke Singapura pada tahun 2018.

"(Kemudian) ekspor jagung ke Filipina sebesar 57.650 ton pada tahun 2017 dan 70.150 ton ke Filipina pada tahun 2018," jelas Syukur Iwantoro.

Tak hanya itu, pemerintah juga telah mengekspor 60.000 ekor domba ke Malaysia pada tahun 2017 dan ekspor 1,8 juta ton kelapa pada tahun 2017.

Menurutnya, secara umum nilai ekspor pertanian pada Januari-Desember 2017 sebesar Rp. 441 triliun. "Naik 24,47% dibanding Januari-Desember 2016," jelasnya.

Ditegaskannya, keberhasilan tersebut lantaran buah kerja keras dan dedikasi para insan pertanian dan pelaku utama pembangungan pertanian dan juga dukungan dari para stakeholder dan petani.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES