Peristiwa Daerah 73 Indonesia Berprestasi

Pentas Wayang dan Tirakatan Meriahkan HUT RI di Yogyakarta

Kamis, 16 Agustus 2018 - 22:08 | 135.23k
Pagelaran Wayang Kulit (FOTO: TIMES Indonesia)
Pagelaran Wayang Kulit (FOTO: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Kemeriahan peringatan HUT ke-73 RI terlihat diseluruh penjuru tanah air. Tak terkecuali di Yogyakarta.  

Pada Kamis malam (16/8/2018) sebagian besar warga Yogyakarta mengadakan malam refleksi kemerdekaan/tirakatan di kampung masing-masing. 

Seperti yang terjadi di Dusun Kencuran Kidul Desa Sukoharjo Kecamatan Ngaglik,  Sleman DIY dan warga Perumahan GKP (Griya Kencana Permai), Argorejo, Sedayu, Kabupaten Bantul DIY. 

Warga Kencuran Kidul menggelar malam tirakatan refleksi untuk mengenang para pejuang dalam perjuangan melawan penjajah. 

Sedangkan,  warga Perumahan Griya Kencana Permai menggelar pentas wayang kulit dengan lakon Sumantri Sukrasana bergaya (gagrak) Solo. Pagelaran wayang kulit tersebut akan dimainkan oleh dalang Ki Tri Nugroho, yang merupakan warga RT setempat. 

Menurut Ki Tri Nugroho, pentas wayang kulit akan dimulai jam 10 malam sampai selesai di balai RT. Lakon Sumantri Sukrasana yang akan dibawakan kali ini merupakan cerita lama, kisah sebelum Ramayana.

 “Ceritanya cukup rumit dan berat, bisa dikatakan masih jarang dalang Yogyakarta yang membawakannya,” jelas Ki Tri Nugroho.

Secara ringkas, Sukrasana adalah adik dari Bambang Sumantri atau Patih Suwanda. Sukrasana merupakan anak Begawan Suwandagni dari Pertapaan Jatisarono. 

Walaupun berwujud buto bajang (raksasa kecil), tetapi ia sangat sakti dan memiliki cinta kasih yang luar biasa terhadap saudara tuanya, Bambang Sumantri. Ringkasnya, lakon tersebut berkisah tentang darma atau perbuatan baik dan kesetiaan pada negara.

"Saya senang wayang kulit sejak kecil, dan belajar dalang secara otodidak dengan bimbingan orangtua (bapak) yang menguasai seni karawitan dan pewayangan, namun sang bapak bukanlah seorang dalang," kata Ki Tri Nugroho. 

Ki Tri Nugroho merupakan dalang spesialis gaya (gagrak) Solo. Selain aktif menggeluti dunia pedalangan, Ki Tri Nugroho sempat menjadi dosen di salah satu Akademi Komunikasi di Yogyakarta. Bahkan dirinya pernah menjalin kerja sama dengan salah satu televisi swasta nasional dan karyanya  menyangkut wayang versi animasi rutin ditayangkan juga.

Namun, belasan tahun belakangan dirinya memang jarang mendalang karena berbagai kesibukan yang dijalaninya, di mana bapak dua orang anak ini kesehariannya mengajar di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Sleman, dan menjadi abdi dalem Kraton Solo bergelar KRT (Kanjeng Raden Tumenggung) Nugroho Hadinegoro. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES