Peristiwa Daerah Pemuda Membangun Bangsa

Pembina Pramuka Berkebutuhan Khusus Mencari Solusi Pemerataan SKU

Rabu, 15 Agustus 2018 - 14:04 | 115.08k
Dua Pembina Pramuka yang pernah terlibat dalam PW Aspac dan Comdeca yakni Hatta Zainal (kiri) dan Wiyadi, Kades Lebakharjo. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Dua Pembina Pramuka yang pernah terlibat dalam PW Aspac dan Comdeca yakni Hatta Zainal (kiri) dan Wiyadi, Kades Lebakharjo. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Belum banyaknya pencetakan dan belum meratanya penyebaran Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) untuk Pramuka Berkebutuhan Khusus (PBK) menjadi pembahasan menarik dalam Karang Pamitran Nasional (KPN) 2018 di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Hingga saat ini, masih banyak PBK yang terpaksa menggunakan SKU dan SKK umum, padahal seharusnya mereka menggunakan SKU dan SKK khusus.

Karena itulah para Pembina PBK secara khusus membahas masalah ini di Camp Pembina PBK di Dusun Krajan IA.

“SKU PBK tidak menyebar di seluruh Indonesia, sebenarnya ada tapi tidak menyebar merata, sehingga para PBK memakai SKU umum,” ujar Koordinator Kegiatan Pembina Berkebutuhan Khusus, Kak Djaka Santoso.

Dalam pembahasan tersebut, 30 pembina PBK sepakat melakukan sosialisasi intensif untuk mengatasi kurang meratanya sosialisasi.

Guna mengatasi minimnya pencetakan dan mahalnya SKU dan SKK PBK, para pembina diharapkan memproduksi atau memperbanyak sendiri SKU dan SKK.

Selain membahas masalah itu, pembina PBK juga mendorong pembinaan inklusi. Bila dahulu dalam setiap kegiatan anak-anak berkebutuhan khusus harus dipisahkan dalam satu cluster tersendiri. Hal tersebut diharapkan para pembina PBK tidak terjadi lagi.

Mereka berharap para PBK ini digabung pada kelompok yang sama dengan peserta umum hingga bisa menambah pengetahuan mereka dan para PBK tidak merasa terisolir.

“Pembauran ini juga membuat Pramuka umum akan mensyukuri bisa lebih beruntung dibandingkan saudara mereka yang memiliki ketunaan dan mengajarkan mereka bagaimana memperlakukan Pramuka Berkebutuhan Khusus layaknya Pramuka lainnya, “ kata Djaka.

Terkait hal tersebut, Kamis (15/8/2018) besok para Pembina PBK ini akan melakukan penjelajahan dengan menghayati lima ketunaan.

Dimana secara bergantian 32 Pembina PBK dari 20 Provinsi akan memerankan menjadi penyandang lima ketunaan. Mereka akan menyusuri sungai sepanjang kurang lebih enam kilometer. Diharapkan lewat kegiatan ini muncul inovasi-inovasi pembinaan kepada PBK

“Harapannya pembina lebih tahu, apa yang harus mereka lakukan dalam kegiatan penjelajahan yang melibatkan Pramuka Berkebutuhan Khusus, begitu juga mengetahui cara memberikan pengertian kepada anak didik yang kondisinya normal,“ ujarnya.

Kegiatan para Pembina PBK sendiri Rabu (15/8/2018) diawali dengan olahraga pagi seperti senam dan ice breaking. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan paparan materi untuk saling berbagi keilmuan dan pengetahuan antar pembina.

“Inovasi pembinaan yang mengemuka salah satunya adalah memasukkan unsur teknologi untuk Pramuka berkebutuhan khusus, hingga mereka juga bisa memanfaatkan teknologi di era digital ini,“ katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES