Ekonomi

Rupiah di Level Rp 14.630 Per Dollar, Pakar: Kondisinya Beda dengan Krisis 98

Selasa, 14 Agustus 2018 - 19:36 | 121.43k
Ilustrasi - Transaksi penukaran uang rupiah dan dolar (FOTO: Istimewa)
Ilustrasi - Transaksi penukaran uang rupiah dan dolar (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTAPakar Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, A. Tony Prasetiantono mengatakan kondisi pelemahan kurs rupiah saat ini sangat berbeda dengan kondisi saat krisis moneter 1998 yang terjadi di Indonesia.

Hingga hari ini, kurs rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dollar amerika serikat, dipasar Spot pada Selasa siang, nilai tukar dollar ditransaksikan 14.630/US$. Sementara harga jual dolar AS masih berada di rentang Rp 14.695-Rp 14.790/US$.

Tony-Prasetiantono.jpgPakar Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, A. Tony Prasetiantono (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)

"Kondisi sekarang tidak sama dan tidak bisa dibandingkan dengan kondisi bangsa indonesia saat 98," katanya saat diskusi yang digelar JMC dengan tajuk 'Strategi dalam Mengantisipasi Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS' di Kawasan Haji Nawi, Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Menurut dia, pelemahan nilai rupiah saat ini hanya melemah satu ribu rupiah sejak pemerintahan Joko Widodo pada tahun 2014.

"Kurs rupiah itu tahun ini hanya melemah Rp 1.000 dari Rp 1.3700 menjadi Rp 14.600 sekian jadi kalo dihitung-hitung itu seribu, ini beda dengan (kondisi krisis) 97 - 98 (ketika 97-98), Rupiah itu loncat dari Rp 2.300 menjadi Rp. 15.000 ini yangg kita harus sosialisasikan pada masyarakat," imbuhnya.

Menurutnya pelemahan rupiah ketika krisis moneter 97 - 98 sangat drastis, bahkan kenaikan mencapai 6 kali lipat.

Selain itu, dia juga menilai bahwa kondisi perbankan saat ini dengan perbankan ketika itu juga sangat berbeda. "Saat 97-98 banyak bank yang mengalami kolaps dan butuh suntikan bantuan dari Bank Indonesia," ucapnya.

Sementara kondisi perbankan Indonesia saat ini meski jumlahnya dibatasi, namun perbankannya sehat.

Kemudian, dari sisi keuangan, pemerintah juga tak diharuskan melakulan penjualan aset - aset BUMN dan lainnya.

"Konteksnya beda, story behind nya beda. Cerita di balik itu berbeda," jelasnya.

Dosen UGM ini juga mengaku yakin, pelemahan rupiah akan segera pulih di level Rp 13.000 apabila faktor eksternal bisa teratasi.

"Kurs rupiah di level sekarang melemah tapi dan mungkin tidak sangat susah kembali ke level Rp 13.000, karena memang banyak masalah yang menbuat ekonomi global kita makin susah, ada trade world, kenaikan harga minyak, ada kenaikan suku bunga di amerika," katanya.

"Ditambah lagi dengan factor turkey (terpuruknya Lira)," imbuhnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES