Peristiwa Daerah

BBPP Kota Batu Kembangkan BBM dari Kotoran Ternak

Senin, 23 Juli 2018 - 20:40 | 74.41k
Staf Teknis Divisi Limbah, BBPP Batu, Heru Sari P S.ST di belakang mobil dinas yang sudah menggunakan bahan bakar bio gas dari kotoran ternak. (FOTO: M Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Staf Teknis Divisi Limbah, BBPP Batu, Heru Sari P S.ST di belakang mobil dinas yang sudah menggunakan bahan bakar bio gas dari kotoran ternak. (FOTO: M Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Siapa yang menyangka kalau kotoran ternak bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar kendaraan bermotor. Itulah yang dikembangkan BBPP Kota Batu.

Tidak hanya satu dua kilo saja, bahan bakar bio gas dari kotoran ternak ini bisa dipergunakan kendaraan berjalan hingga 60 kilometer.

Teknologi ini ternyata sudah bertahun-tahun diterapkan di BBPP Batu (Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu).

Bahkan saat ini ada dua mobil dinas BBPP Batu yang menggunakan bahan bakar bio gas, hasil dari kotoran ternak sapi yang dibudidayakan di balai milik Pemerintah ini.

“Berawal dari diskusi di teman-teman Divisi Limbah, akhirnya kita buat inovasi ini. Kita berpikir bagaimana limbah kotoran sapi tidak hanya digunakan untuk bahan bakar kompor atau listrik saja, “ ujar Staf Teknik Divisi Limbah BBPP, Heru Sari P S.ST.

Hingga akhirnya terbersit ide menggunakan bio gas ini untuk bahan bakar jenset dan mesin pengering padi di lembaga yang memiliki fungsi meningkatkan SDM petani dan peternak ini.

Uji coba tersebut berhasil, para pegawai di divisi ini semakin tertantang, menggunakan bio gas ini untuk bahan bakar kendaraan roda empat.

Uji coba pun dilakukan, tahun 2006 dipilih sebuah mobil Toyota DX yang menggunakan karburator. Mereka pun tersenyum lebar karena percobaan ini berhasil.

Tidak hanya puas disitu, para pegawai di Divisi Limbah terus mengembangkan penelitian, hingga akhirnya menerapkan teknologi ini untuk mobil injeksi.

Dipilihlah dua unit mobil dinas Toyota Kijang Inova dan Toyota Avanza yang sudah menggunakan sistem bahan bakar injeksi.

“Tahun 2014 kita menggunakan mobil yang menggunakan Engine Fuel Injection. Awalnya kita belajar dari mobil yang menggunakan bahan bakar CNG, spesifikasinya kita samakan, “ ujar Heru.

Secara fisik tidak ada perubahan mendasar dari mobil yang sudah dilengkapi dengan mobil yang berbahan bakar bio gas ini.

Petugas hanya menambah sebuah alat bernama electrical gas injection dan sebuah tabung gas berkapasitas 1500 psi yang total pembeliannya kurang lebih senilai Rp 30 juta.

“Dibutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk pengisian bio gas ke tabung sebesar 1500 psi ini, “ kata Heru.

Menurutnya dengan isi tabung sebesar 1500 psi ini bisa dipergunakan mobil ini jalan hingga 60 kilometer.

Guna memudahkan penggunaan, dua mobil dinas ini masih menggunakan dua jenis bahan bakar, yakni pertamax dan bio gas kotoran ternak ini.

“Ada panel yang berfungsi untuk memindahkan saluran bahan bakar. Kalau bio gasnya habis, bisa langsung secara otomatis pindah menggunakan bahan bakar bensin, “ ujarnya.

Meski menggunakan bahan bakar alternatif ini, performa mobil tetap, baik dari sisi kecepatan atau pun keunggulan mobil lainnya.

Hanya saja sayangnya Stasiun Pengisian Bio Gas ini saat ini hanya ada di BBPP Batu. Teknologi ini bisa dikembangkan pada peternakan sapi skala besar.

Dimana di peternakan ini ada reaktor berukuran 100 meter kubik dengan jumlah sapi 30 hingga 50 ekor sapi.

Dari reaktor ini, bio gas disalurkan ke pompa yang kemudian disalurkan ke mobil. Pengembangan teknologi ini mendapatkan pujian dari Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

“Luar biasa pengembangan teknologi ini, sebuah teknologi yang sangat efisien, harus terus dikembangkan,“ ujar Amran beberapa waktu lalu saat berkunjung ke BBPP Kota Batu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Batu

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES