Peristiwa Daerah

Gumuk Pasir Pantai Parangtritis sebagai Sarana Edukasi

Jumat, 20 Juli 2018 - 22:40 | 33.46k
Rombongan Komisi VII DPR RI saat meninjau kawasan konservasi gumuk pasir Bantul, Yogyakarta, Jumat (20/7/2018). (Foto: A Riyadi/TIMES Indonesia)
Rombongan Komisi VII DPR RI saat meninjau kawasan konservasi gumuk pasir Bantul, Yogyakarta, Jumat (20/7/2018). (Foto: A Riyadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pesisir pantai selatan Yogyakarta memiliki banyak pesona. Salah satunya gumuk pasir pantai Parangtritis yang berada di Desa Mancingan, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Bahkan, banyak kalangan menilai gumuk tersebut terbesar di Asia Tenggara. Apalagi, bentuk gumuk pasir selalu berubah-ubah setiap saat mengikuti arah angin dan gelombang laut.

“Karakteristik gumuk pasir di Parangtritis berbeda di negara lain,” kata Peneliti Bidang Geografi dan Ilmu Lingkungan UGM Prof Dr Sunarto saat mendampingi anggota Komisi VII DPR RI ke kawasan konservasi gumuk pasir Bantul, Yogyakarta, Jumat (20/7/2018).

Sunarto menerangkan, gumuk pasir di pesisir pantai Parangtritis merupakan hasil bentukan alam. Sebab, gumuk pasir dipengaruhi oleh aktivitas alam seperti hasil erupsi Gunung Merapi dan pengaruh gelombang laut. Pasir-pasir tersebut terbawa sampai kemuara sungai lalu dihempaskan gelobang laut sehingga sampai ke pantai.

“Hasil erupsi gunung merapi tidak hanya pasir namun mengandung kandungan mineral lainnya,” tambah Sunarto.

Karena itu, ia mendukung langkah pemerintah yang menjadikan gumuk pasir sebagai wahana edukasi untuk masyarakat dan akademisi dengan nama Parangtritis Geomaritime Science Park. Sebab, fenomena alam tersebut banyak memberikan pengetahuan. 

Selain itu kawasan gumuk pasir dapat dijadikan sebagai tempat untuk melakukan riset kolaboratif dan komersialisasi hasil riset untuk kesejahteraan masyarakat pesisir.

“Terbentuknya karst dan sumber air panas di sekitar pantai menarik untuk dipelajari,” papar Sunarto.

Wakil Ketua Komisi VII Tamsil Linrung mengatakan gumuk pasir merupakan kekayaan alam yang dimiliki Bangsa Indonesia yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara.

Ia menyutujui usulan dari Badan Informasi Geospasial dan UGM untuk mendorong pengembangan museum kawasan geomaritime science park sebagai wahana edukasi pembelajaran dan riset kolaboratif makin diperluas pengelolaannya. 

“Dari 114 hektar luasan gumuk pasir pantai Parangtritis yang ini perlu untuk dikelola sebagai kawasan edukasi,” kata Tamsil. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES