TIMESINDONESIA, MAGETAN – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Magetan, membantah gejolak tingginya harga telur di Kabupaten Magetan disebabkan oleh permainan pasar.
Sebagai informasi, harga telur ayam di Magetan, Jawa Timur sempat berada dikisaran kurang lebih Rp 28 ribu per kilo.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Kabupaten Magetan, Rahmad Edy, mengungkapkan beberapa faktor penyebab kenaikan harga telur ayam. Salah satunya, diduga karena jumlah kebutuhan masyarakat yang sangat tinggi. Sedangkan, suplai telur dipasaran masih kurang.
"Adanya permainan harga dipasaran itu tidak benar, mungkin masyarakat sedang banyak kegiatan sehingga permintaan meningkat sehingga suplainya harus ditambah," ujarnya.
Tak hanya itu, cuaca ekstrim di sejumlah wilayah juga menjadi pemicu mahalnya harga telur. Pada musim ini masih tergolong dingin sehingga mempengaruhi produktivitas dari ayam.
"Cuaca terlalu dingin, kurang baik untuk ayam," ucapnya.
Menurutnya, gejolak melonjaknya harga telur ayam terjadi merata hampir di seluruh daerah. Hampir tiap tahunnya rutin terjadi kenaikan di bulan dan musim tertentu.
"Sudah seperti siklus tahunan, kalau musimnya sudah lewat pasti turun lagi," terangnya.
Sementara itu, Yanto, salah seorang peternak ayam petelur yang berada di wilayah Kecamatan Panekan, Magetan, mengakui bahwa melonjaknya harga telur ayam dikarenakan permintaan yang sangat tinggi. Namun, untuk saat ini harga sudah mulai berangsur turun.
"Ya kalau permintaannya sangat tinggi sudah otomatis setoknya kurang, mungkin harus di suplai dari tempat lain juga. Untuk saat ini yang jelas harganya sudah turun, kalau harga mungkin masih ada yang bervariasi dikisaran kurang lebih 19 hingga 20 ribuan dari peternak, tetapi kalau telur memang harganya sering berubah-ubah tergantung kondisi pasar juga mungkin," jelasnya.
Ia, menambahkan, untuk saat ini yang keluhkan para peternak adalah harga pakan yang mulai naik. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap pendapatan yang kian menurun.
"Saat harga telur di Kabupaten Magetan sudah turun, kok malah harga pakan yang ganti naik. Kenaikan konsentrat sekitar kurang lebih 10 ribu dari tiap karungnya yang berisi 50 kg, bahan baku jagung juga naik," ungkapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Magetan |