Peristiwa Nasional

Komentar Fahri Hamzah Soal Penunjukan Ngabalin Sebagai Komisaris Angkasa Pura I

Jumat, 20 Juli 2018 - 16:53 | 40.50k
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah (FOTO: Dok TIMES Indonesia)
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah (FOTO: Dok TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini sudah terpolitisasi. Hal itu menyusul penunjukan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin sebagai Anggota Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero).

"Begitu politik masuk, permainan politik masuk. Begitu permainan politik, nanti proyek-proyek di-politik-an ini. Misal, 'Wah itu Pak Ali Komisaris AP I, saya mau ada pengadaan belalai nih, mau ngerjain runway, kontak Pak Ali.' Nah, itu jadi rusak BUMN kita itu," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (20/7/2018).

Diketahui, Ali Mochtar Ngabalin diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris menggantikan Selby Nugraha Rahman yang telah menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris Angkasa Pura I sejak 25 Oktober 2015. Terdapat dua nama baru lain yang menduduki posisi komisaris yakni Djoko Sasono dan Tri Budi Satriyo.

Pengangkatan dan pemberhentian komisaris ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-210MBU/07/2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris serta Penetapan Komisaris Independen PT Angkasa Pura I (Persero) tanggal 19 Juli 2018.

Fahri menilai alasan penunjukan Ngabalin sebagai komisaris PT Angkasa Pura I adalah tak lain karena pemerintah kebingungan mencari sumber dana untuk membiayai orang yang ditunjuk secara politik atau political appointee.

Menurut dia jabatan Ngabalin sebagai Tenaga Ahli Utama KSP gajinya kecil, namun memiliki tanggung jawab yang besar. "Akhirnya muncul opsi membiayainya dengan tambahan menjadikannya sebagai komisaris BUMN," papar dia.

"Idenya di mereka itu menambah kompensasi atas orang-orang yang bekerja sebagai political appointee, makanya dia merangkap. Selalu merangkap," lanjut Fahri.

Selain itu Fahri menganggap ucapan Presiden Joko Widodo soal konflik kepentingan dalam pemilihan jabatan menjadi tidak konsisten karena penunjukan Ngabalin sebagai Anggota Dewan Komisaris AP I. 

"Kedua bisa enggak presiden konsisten dengan omongan lamanya tentang conflict of interest? Orang kayak Pak Ali itu fokus aja di sekitar presiden untuk back up presiden jangan kemudian keluyuran ke tempat lain," ujarnya.

Meski demikian Fahri tak menyangkal kasus seperti Ali Mochtar Ngabalin sebagai Anggota Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero) juga terjadi di era pemerintahan sebelumnya. Atas dasar itu dia menyebut apa yang terjadi di era Jokowi saat ini tak lepas dari yang terjadi sebelumnya. "Ini mis manajemen di sekitar pemerintahan pak Jokowi yang sebagiannya juga adalah warisan dari yang lalu," demikian kata Fahri Hamzah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES