Peristiwa Daerah

Tangkal Paham Radikal, Mantan Teroris Ajak Ibu-Ibu Yasinan

Jumat, 20 Juli 2018 - 13:56 | 82.27k
Khoirul Ikhwan mantan napiter saat testimoni di hadapan ibu-ibu jamaah yasinan di Dusun Gantrung, Desa Mojorejo, Kebonsari, Madiun. (FOTO: Pamula Yohar C/TIMES Indonesia)
Khoirul Ikhwan mantan napiter saat testimoni di hadapan ibu-ibu jamaah yasinan di Dusun Gantrung, Desa Mojorejo, Kebonsari, Madiun. (FOTO: Pamula Yohar C/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MADIUN – Pencegahan paham radikal perlu mendapat perhatian dan dukungan dari semua pihak termasuk kalangan ibu-ibu rumah tangga. Karena, belakangan muncul aksi terorisme yang melibatkan perempuan dan anak-anak.

"Saya harap ibu-ibu jamaah yasinan lebih peduli pada keluarga. Jika ada anggota keluarga, sanak saudara dan tetangga mulai mencurigakan tolong diajak bicara atau dibawa ke ulama agar dibimbing," ungkap Khoirul Ikhwan mantan narapidana tindak pidana teroris (napiter) saat pengajian jamaah yasinan Muslimat NU di Dusun Gantrung, Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun, Kamis (19/7/2018).

Khoirul yang pernah bergabung dengan  dengan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) mengungkapkan masuknya paham teroris menggunakan cara yang halus. Selain doktrin secara langsung, media sosial (medsos) juga digunakan untuk menyebarkan ajaran dan merekrut orang.

"Perlu ada kewaspadaan dan kepedulian kita semua. Agar sikap intoleransi dan radikalisme tidak mudah menyebar dan anak-anak kita tidak sampai terjerumus," tegasnya.

Beberapa jamaah pengajian sempat menanyakan bagaimana gejala orang yang mulai terpengaruh paham radikal. Khoirul menyatakan indikasi sederhana adalah ada ketertarikan mempelajari agama Islam yang simpel. Yang bersangkutan juga masuk aliran eksklusif yang berbeda.

"Mulai mempertanyakan kegiatan yasinan atau tahlilan itu tanda-tanda jika sudah mulai terpengaruh sikap intoleransi dan radikal," jelas napiter asal Wonoasri, Kabupaten Madiun itu.

Kepala Desa Mojorejo H. Mustaqim mengatakan kehadiran dan testimoni Khoirul Ikhwan yang kini telah insyaf dan kembali ke masyarakat cukup bermanfaat untuk membuka kesadaran pentingnya membentengi keluarga dari paham radikal.

"Testimoni yang disampaikan memberikan pengetahuan sekaligus mengingatkan kita agar berhati-hati terhadap bahaya terorisme dan tahu bagaimana cara mencegahnya," kata Mustaqim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Madiun

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES