Peristiwa Daerah

Puluhan Negara Kunjungi Banyuwangi untuk Pelatihan Perikanan

Selasa, 17 Juli 2018 - 10:06 | 50.76k
Peserta sedang belajar mengolah perikanan. (FOTO: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)
Peserta sedang belajar mengolah perikanan. (FOTO: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) menggelar pelatihan perikanan dan budidaya perikanan (akuakultur) di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur.

Tak tanggung-tanggung, kegiatan ini dihadiri oleh sebanyak 24 negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika. Pelatihan berlangsung selama lima hari, 16-20 Juli 2018.

Para peserta yang berjumlah 28 orang tersebut berasal dari Bangladesh, Kiribati, Papua Nugini, Thailand, Tuvalu, Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Lesotho, Libya, Madagaskar, Maroko, Mauritania, Sudan, dan Tunisia.

”Selamat datang di Banyuwangi. Ini wujud diplomasi yang bagus, sekaligus menunjukkan bahwa kinerja sektor perikanan Indonesia telah diakui oleh negara lain,” ujar Anas saat bertemu para peserta workshop.

”Khusus untuk Banyuwangi, para peserta ini bisa jadi media untuk menyuarakan potensi perikanan daerah ke negaranya. Mereka tentunya juga akan mengabarkan tentang wisata Banyuwangi kepada koleganya,” imbuh Anas.

Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Maman Hermawan mengatakan, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas para pelaku perikanan di negara berkembang.

”Sekaligus ini mempromosikan kekayaan sektor kelautan dan perikanan serta pariwisata Banyuwangi melalui people to people connection,” papar Maman.

Duta Besar di Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, Diar Nurbintoro, mengatakan, pelatihan ini merupakan program bantuan teknis Indonesia kepada negara-negara berkembang. “Program ini meningkatkan hubungan bilateral sesama negara berkembang, khususnya di sektor perikanan,” ujarnya.

Program ini bekerja sama dengan Pusat Kerjasama Teknik Negara Selatan-Selatan (NAM CSST/Non-Aligned Movement Center for South-South Technical Cooperation). Sekretaris Eksekutif NAM CSST Pinkan Ovanita Tulung mengatakan, Banyuwangi dipilih karena sektor perikananya bagus serta memiliki fasilitas pelatihan yang memadai.

”Selain itu, kami ingin mempromosikan potensi alam dan budaya Banyuwangi, karena kami ingin memanfaatkan momen ini untuk mengenalkan daerah-daerah indah di Indonesia," jelas Pinkan.

Para peserta terdiri atas kalangan pemerintah, akademisi, dan pelaku perikanan seperti nelayan dan pengolah hasil perikanan. Mereka mendapatkan materi seputar pengolahan hasil perikanan tangkap dan budidaya, pemanfaatan akuakultur, dan praktik penangkapan ramah lingkungan.

”Mereka juga kami ajak berdiskusi dengan nelayan binaan pemerintah setempat," jelas Pinkan.

Peserta asal Kepulauan Solomon, Gloretta Dima, mengatakan, dirinya ingin mempelajari budidaya perikanan dan skema pengolahannya.

”Penduduk Solomon selama ini cukup bergantung ke sektor perikanan. Sayangnya, kami selama ini tidak mengolah ikan lebih lanjut. Nah, kami ingin mempelajari bagaimana membudidayakan perikanan sekaligus membuat olahan hasil laut untuk menambah nilai produk," kata Gloretta saat di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES