Dirut PT PLN Jelaskan Soal Status PLTU Riau-1

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (Dirut PLN) Sofyan Basir menjelaskan status PLTU Riau-1 mulut tambang.

Proyek tersebut adalah proyek penunjukkan langsung kepada anak perusahaan PLN yaitu PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) yang sepenuhnya dimiliki oleh PT PLN.

Adapun status proyek tersebut sampai saat ini masih sebatas letter of intent (LOI), yang ditandatangani pada pertengahan Januari 2018 lalu, dari investor atau konsorsium, dengan perencanaan kapasitas sebesar 2x300 MW dengan target komersial pada 2023.

Sementara konsorsium yang terbentuk adalah Blackgold Natural Resources, PT Samantaka Batubara (anak perusahaan Blackgold), China Huadian Engineering Co.Ltd (perusahaan asal China), PT PLN Batubara dan PT PJB (memiliki saham mayoritas 51 persen atas PLTU Riau-1). 

"Proyek ini dijalankan konsorsium anak perusahaan PJB, nilai investasinya kira-kira sebesar 900 juta dolar AS," kata Sofyan Basir di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (16/7/2018) dilansir kantor berita Antara.

Sofyan juga mengungkapkan, pihaknya tidak dapat bergerak lebih dalam karena proyek tersebut ditangani oleh PT PJB. Adapun kebijakan mengganti konsorsium setelah tersandung kasus hukum juga merupakan kewenangan PT PJB.

Sebelumnya, KPK RI menggeledah rumah Sofyan Basir terkait penyidikan tindak pidana korupsi suap kesepakatan kerja sama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau-1. "Status saya adalah saksi, karena saya juga mendukung langkah dari KPK, maka saya juga memberikan informasi dan dokumen yang diperlukan. Dan KPK juga hanya membawa dokumen yang terkait, tidak ada lainnya," kata Dirut PLN ini.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement