Peristiwa Daerah

Dandim 0818 Malang-Batu Bicara Radikalisme di Pesantren, Ini Sarannya

Minggu, 15 Juli 2018 - 23:13 | 151.73k
Dandim 0818 Kabupaten Malang-Batu, Letkol (inf) Ferry Muzawwad saat menghadiri pengajian Ahad Legi di Ponpes An Nur 2 Bululawang. (FOTO: Istimewa)
Dandim 0818 Kabupaten Malang-Batu, Letkol (inf) Ferry Muzawwad saat menghadiri pengajian Ahad Legi di Ponpes An Nur 2 Bululawang. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, MALANGDandim 0818 Kabupaten Malang-Batu, Letkol (inf) Ferry Muzawwad, saat menghadiri pengajian Ahad Legi, Minggu (15/7/2018) siang di Ponpes An Nur 2 BululawangDia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk selalu memperkuat wawasan kebangsaan dalam menangkal faham radikalisme.

Santri, kata Dandim, adalah aset bangsa yang sangat berharga, untuk itu perlu dijaga keberadaannya dari bahaya paham radikalisme dan terorisme. "Bagaimana cara menjaganya, ya harus diperkuat wawasan kebangsaannya. Ini memang menjadi tugas para pendidik," ujarnya.

Di hadapan sekitar 3000 an santri, Dandim menegaskan, sangat perlu para santri juga meningkatkan wawasan kebangsaannya. Wawasan kebangsaan adalah konsepsi cara pandang yang dilandasi atas kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ahad-Legi.jpg

Kehadiran orang nomor satu di jajaran anggota TNI Kodim 0818 Kabupaten Malang-Batu ini atas undangan dari pengasuh Ponpes An Nur 2 Bululawang Kabupaten Malang Dr KH Fathul Bari S.S,M.Ag karena Dandim sebagai Penasehat Ponpes An Nur 2.

“Santri adalah ujung tombak bangsa ini dikemudian hari dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu wawasan kebangsaannya harus selalu diperkuat agar tidak mudah terpengaruh faham radikal terorisme," katanya.

Negara Indonesia ini berdiri, kata Dandim karena idealisme dari para pemuda pada saat itu. Untuk itu wawasan kebangsaan perlu untuk selalu diingatkan dan disampaikan keseluruh tenaga pendidik dan santri yang nantinya akan menjadi sumber informasi bagi masyarakat di sekitarnya.

“Identitas diri jangan sampai hilang dari bangsa ini, jangan pernah dilupakan sumpah pemuda, kita merdeka dengan modal idealisme yang kuat dan bermodalkan bambu runcing,” katanya lagi.

Anak jaman sekarang, lanjutnya, tidak bisa di doktrin wawasan kebangsaan hanya dengan pola-pola lama. Untuk itu pola pendidikan kebangsaan perlu disampaikan dengan cara-cara yang lebih inovatif.

Untuk mendalami wawasan kebangsaan, sambung Dandim 0818 Kabupaten Malang-Batu, tidak hanya menggunakan akal dan logika, tapi juga hati. Termasuk di dalamnya bagaimana cara-cara menangkal faham radikalisme. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES