Olahraga

Atlet Paralayang Indonesia Bawa Perahu Arung Jeram Melayang di Langit Batu

Minggu, 15 Juli 2018 - 21:46 | 110.44k
Aksi paralayang yang membawa perahu karet dalam Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) seri 3 tahun 2018. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Aksi paralayang yang membawa perahu karet dalam Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) seri 3 tahun 2018. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Langit Kota Batu, Minggu (15/7/2018) sore tidak hanya dihiasi dengan parasut yang penuh warna warni dari peserta Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) seri 3 tahun 2018. Tapi juga dari para atlet Timnas Paralayang Indonesia berpakaian unik yang sangat menghibur siapa saja yang melihatnya.

Bahkan mereka membawa barang-barang yang tidak lazim digunakan. Seperti kursi roda bahkan perahu karet yang biasa digunakan untuk arung jeram pun digunakan para atlit paralayang untuk ‘mengarungi’ langit.

Begitu terbang di angkasa, paralayang yang membawa perahu karet ini pun menyedot perhatian ratusan penonton yang memenuhi areal landing Songgo Maruto, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu.

Festival PGAWC, salah satu kegiatan didalam kejuaraan Internasional paralayang ini memang tetap menjadi daya tarik tersendiri. Hingga membuat masyarakat berbondong-bondong datang untuk melihat aksi ini.

“Dari kejauhan saya sempat bertanya-tanya apa yang mereka bawa, begitu agak dekat ternyata perahu karet, wow, luar biasa, perahu karet bisa di Langit, “ ujar Tika Susanti, warga Singosari ini.

PGAWC-4.jpg

Meskipun di udara, perahu ini seperti berjalan di atas air. Bahkan bisa dikatakan lebih tenang di udara, ketimbang saat  arung jeram.

Keberadaan perahu karet melayang ini, ternyata ada berkat kerjasama antara Kali Watu Grup dengan FASI Kota Batu.

Owner Sahabat Air Rafting Anggara Jaya Wardhana, pemilik perahu sempat bertanya - tanya saat mendengar pertama kali rencana tersebut. 

“Tapi karena rekan-rekan FASI meyakinkan saya kalau save, ya mari kita lakukan,” ujarnya. Saat mengambil take off, perlu bantuan beberapa orang untuk menghantarkan, baru saat landing, tidak diperlukan bantuan orang lain.

Persiapan untuk pengarungan angkasa ini dilakukan sejak dua minggu lalu. “Kesulitannya mencari titik seimbang, karena perahunya goyang kanan dan kiri,” kata Taufiq, atlet paralayang yang mengendalikan parasut paralayang.

Sementara di atas perahu, ada atlet yang tandem yakni Ikal Rivaldi. Aksi ini ternyata tidak hanya sekadar menyemarakkan PGAWC, namun ada pesan moral yang ingin disampaikan kepada masyarakat.

Mereka ingin menggambarkan sekarang sudah mulai sulit mencari sungai untuk arung jeram karena debit air menurun akibat hutan gundul.

Tidak hanya pengarungan angkasa, atlit paralayang menggunakan kostum unik, mulai berpakaian tapak suci, tokoh pewayangan Gareng, Hanoman, Mbok Penjual Jamu, Angel, Wonder Women hingga grandong. Mereka dari peserta Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) dan atlet Timnas Paralayang Indonesia. Mereka memeriahkan langit Kota Batu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Batu

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES