Pendidikan

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Teliti Budidaya Sarang Semut

Minggu, 15 Juli 2018 - 20:24 | 158.65k
Mahasiswa UMY melakukan penelitian pengobatan alternatif dengan sarang semut. (FOTO: Riyadi/TIMES Indonesia)
Mahasiswa UMY melakukan penelitian pengobatan alternatif dengan sarang semut. (FOTO: Riyadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Amira Firza, mahasiswa Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bersama kelompoknya melakukan penelitian tentang Myrmecodia pendans atau lebih dikenal sebagai tanaman Sarang Semut.

Penelitian ini dilakukan mengingat tanaman ini merupakan salah satu  bahan pengobatan alternatif. Sebab, tanaman sarang semut mengandung flavonoid, tannin, tokofeRol, dan multimineral  yang bermanfaat sebagai obat sejumlah penyakit. 

Antara lain, penyakit sesak nafas, batuk TBC, tekanan darah tinggi, rheumatik, asam urat, gangguan jantung hingga untuk pengobatan kanker. Namun, budidaya tanaman sarang semut tidak lah mudah.

Budidaya sarang semut yang prosesnya dilakukan secara alamiah masih memiliki kendala seperti adanya semut (Iridomyrmex cordatus) yang memakan benih dari tanaman sarang semut. Selain itu, kemungkinan adanya sifat anakan yang tidak sama dengan induknya yang akan menurunkan kualitas tanaman sarang semut sebagai bahan baku obat.

Budidaya tanaman ini menggunakan bahan berupa sel, jaringan, atau organ seperti potongan daun, ruas akar, ruas batang, embrio atau potongan lainnya yang dimasukan ke dalam botol kultur dengan media dalam bentuk gel dan kondisi aseptik. 

“Kelebihan teknik ini yaitu dapat memperbanyak tanaman secara cepat dengan tetap mempertahankan keseragaman genetik, melestarikan plasma nutfah, dan mampu memperbanyak tanaman yang sulit diperbanyak secara cepat," kata Amira Firza, Sabtu (14/7/2018).

Pembudidayaan dengan teknik in vitro biasanya dilakukan dengan menggunakan bahan media yang berasal dari kimia sintetis yang memerlukan biaya cukup mahal. Namun, para mahasiswa ini berhasil menemukan bahan pengganti yang berasal dari labu. Media ini sebagai mengganti nutrisi yang biasanya adalah kimia sintetis dengan labu. 

Labu diolah dan tambahkan bahan lain menjadi gel sebagai media budidaya supaya dapat digunakan sebagai sumber nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam proses budidaya. 

“Dengan bahan pengganti ini otomatis biaya menjadi lebih efisien,” terang Ilyas Al Akbar, mahasiswa Agroteknologi  lain yang ikut menjadi bagian dalam tim tersebut.

Temuan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) soal budidaya Sarang Semut ini diajukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (PKM-P) dengan judul "Pepusumepe Tasase In Vitro: Pemanfaatan Pumkins dalam Substitusi Medium Perbanyakan Tanaman Sarang Semut secara In Vitro". (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES