Politik

Ja'far Shodiq: Bawaslu Harus Berani Tindak Kecurangan Pilkada di Madura

Minggu, 15 Juli 2018 - 19:35 | 177.57k
Anggota komisi II DPR RI, Ja'far Shodiq saat ditemui timesindonesia.co.id di surabaya, Minggu, 15/7/2018. (FOTO: Nasrullah/TIMES Indonesia)
Anggota komisi II DPR RI, Ja'far Shodiq saat ditemui timesindonesia.co.id di surabaya, Minggu, 15/7/2018. (FOTO: Nasrullah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Maraknya kecurangan pada Pilkada Serentak menjadi salah satu perhatian anggota komisi II DPR RI, Ja'far Shodiq. Ia mengaku mengantongi banyak kecurangan pilkada yang terjadi di Pulau Madura.

Hal ini disampaikan saat timesindonesia menemuinya di sela-sela kesibukan di Surabaya, Minggu,(15/7/2018).

"Pilkada ini berjalan bagus, namun pelaksana di lapangan kurang ada keberanian. Contohnya di Madura ada laporan kepala desa dikasih 10 jutaan oleh calon, kemudian dilaporkan. Belum diperiksa dan diproses tiba-tiba sudah dinyatakan tidak cukup bukti," ungkapnya kesal.

"Jadi peran Bawas yang seharusnya dilakukan menurut UU 7/2017, Badan Pengawas Pemilu bisa sebagai polisi, bahkan sebagai hakim, harus berani," tambahnya.

Politisi partai NasDem ini bahkan sangat menyayangkan kinerja Bawaslu yang tidak bisa menindak kecurangan masif yang terjadi di Pulau Madura, bahkan ia menilai penegakan hukum terpadu (Gakumdu) tidak maksimal dalam menindak laporan kecurangan yang masuk.

"Gakumdu juga main-main, mereka tidak tegas, lebih pada faktor mencari aman, harus kondisif, lancar, sehingga ada pelanggaran-pelanggaran dianggap tidak chaosya dibiarkan saja, kalau sudah chaos kayak Sampang, kantor Bawaslu sampai dilempar. Untung gak ada korban," terang pria asli Madura ini.

Ja'far mengaku mengantongi banyak bukti kecurangan pilkada di Madura, ia bahkan mengetahui di kabupaten Sampang ada beberapa surat suara yang dicoblos diemperan.

"Di Sampang itu banyak video-video yang surat suara dicoblos di emperan, cari dong, Bawasnya harus turun ke lapangan, kalau perlu dipidanakan ya pidanakan, itu untuk memberi efek jera, supaya gak terulang lagi ke depan," ungkapnya dengan nada meninggi.

Ja'far juga menilai jika Bawaslu tidak mau dan tidak berani menindak tegas, maka akan sangat berpengaruh pada kepercayaan dan tingkat partisipasi masyarakat akan menurun.

"Masyarakat sudah pintar dan tahu, kalau setiap pemilu tidak ada perubahan yang berarti, yah masyarakat jadi apatis. Mereka malas untuk terlibat, Ayolah penyelenggara pemilu harus berani menindak siapapun yang melakukan kecurangan di Pilkada Serentak kemarin." kata Ja'far Shodiq mengakhiri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES