Ekonomi

Harga Cabai Rawit Naik, Bibitnya Turut Meroket

Minggu, 15 Juli 2018 - 17:52 | 57.01k
Mulyono, saat membeli bibit cabai untuk ditanam dilahan miliknya. (FOTO: Erwin Wahyudi/TIMES Indonesia)
Mulyono, saat membeli bibit cabai untuk ditanam dilahan miliknya. (FOTO: Erwin Wahyudi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGIHarga cabai rawit yang kian meroket juga berdampak pada harga bibitnya. Banyaknya permintaan dari petani membuat para pembudidaya bibit cabai kualahan.

Seperti yang diungkapkan Susiani, (35), pembudidaya bibit cabai asal Desa Bangorejo, Kecamatan Bangorejo. Saat ini harga cabai rawit sedang tinggi di pasaran.

Oleh karena itu banyak petani ingin menanam cabai rawit untuk mendapatkan keuntungan lebih. Terhitung mulai awal bulan Juli, bibit cabai yang ia jual mulai laris diserbu petani.

"Jika harga tinggi, banyak petani yang ingin menanam, karena mereka ingin keuntungan yang tinggi,” ujarnya saat ditemui Minggu (15/7/2018).

Untuk bibit cabai, harga satu bibit yang ditaruh dalam polyback dibandrol dengan harga Rp 150. Sedangkan untuk harga per seribu bibit cabai dibandrol dengan harga sedikit lebih murah yaitu Rp 130 ribu. 

Sedangkan sebelumnya untuk harga bibit cabai Rp 100 ribu untuk seribu bibit. Karena harga cabai yang semakin meroket, harga bibit cabai juga ikut naik.

"Jika ramai, keuntungan dari menjual bibit cabai itu berkisar antara Rp 1.5 juta hingga Rp 2 juta per bulan. Yang banyak membeli petani dari Kecamatan Bangorejo, karena harga jeruk saat ini juga sedang anjlok,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu petani asal kecamatan setempat, Mulyono (55) mengaku, alasanya menanam cabai katena rata rata di sekitar area sawah miliknya kebanyakan para petani menanam buah naga dan jeruk. Oleh karena itu dirinya berinisiatif menanam cabai rawit. Tetapi alasan utamanya yaitu harga cabai rawit saat ini juga tergolong masih tinggi.

“Tapi tidak apa-apa bibitnya naik, lagian naiknya juga tidak terlalu tinggi. Saya membeli bibit sebanyak 1000 polyback untuk ditanam di lahan bekas tanam semangka,” ungkapnya.

Mulyono juga menyampaikan, untuk bertanam cabai harus benar benar mengetahui siklus yang tepat. Sehingga pada saat masa panen bertepatan dengan harga tinggi. Menurutnya waktu yang tepat untuk menanam cabai rawit jatuh pada Bulan April, Juli dan Agustus. Dan masa panen jatuh pada Bulan Desember dan Januari, di bulan itu harga cabai rawit kemungkinan besar mencapai puncak. 

“Untuk usia, tanaman cabai rata-rata sekitar enam hingga delapan bulan, dengan masa panen awal tiga bulan. Jadi waktunya harus tepat. Selain hama, faktor cuaca juga menjadi kendala tersendiri bagi para petani. Kondisi cuaca ekstrem adalah satu alasan membuat petani enggan menanam cabai. Sehingga produktivitas petani sering menurun dratis," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES