Peristiwa Daerah

Trio Mandala Tampilkan 'Bohemian Egypt' di CitraLand Superfest

Minggu, 15 Juli 2018 - 16:23 | 36.48k
(ki-ka) Anello Capuano, Jamal Muhammad, dan Tomoko Kato, saat gladi bersih jelang tampilan di CitraLand Superfest kemarin malam, Sabtu (14/7/2018).(FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
(ki-ka) Anello Capuano, Jamal Muhammad, dan Tomoko Kato, saat gladi bersih jelang tampilan di CitraLand Superfest kemarin malam, Sabtu (14/7/2018).(FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Perayaan CitraLand Superfest menyuguhkan sejumlah aksi seni budaya fenomenal dari seluruh penjuru dunia. Salah satunya adalah penampilan Trio Mandala, yang digawangi Jamal Muhammad (Amerika), Anello Capuano (Itali) dan Tomoko Kato (Jepang).

Karakter musik Bohemian dan Egypt diusung oleh Trio Mandala, melalui lagu - lagu etnik bertajuk Jedeli, Karslimah, dan Leylet el hob. Jamal Muhammad, selaku pioneer grup perkusi tersebut, mengaku baru menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Surabaya. 

Ada kebahagiaan tersendiri baginya bermain di CitraLand Superfest 2018, sebuah momen istimewa mengenal aneka ragam perkusi khas Jawa Timur seperti gamelan Chandra Wilwatikta yang kemudian ia kolaborasikan bersama Trio Mandala kemarin malam, Sabtu (14/7/2018).

Bagi Jamal, kedua rekannya merupakan musisi - musisi fantastis. Anello Capuano misalnya, adalah musisi hebat yang mengasah kemampuannya dalam berbagai alat musik dari India, Eropa dan berbagai belahan dunia. Sedangkan Tomoko ialah musisi hebat yang memainkan irama jazz.

“Saya merasa bangga bermain dengan mereka, kita saling berdiskusi tentang pengalaman dalam musik,” ujar Jamal usai gladi bersih, Sabtu (14/7/2018).

Anggora Trio Mandala saat ini berbasis di Bali sejak 2001, dan berkeliling ke beberapa wilayah Indonesia, mulai Jogjakarta, Bandung, Jakarta, hingga Medan untuk menggali kesenian daerah setempat terutama dalam hal instrumen musik daerah.

“Kami juga menyaksikan parade perkusi saat Festival Danau Toba,” tambahnya.

Musik - musik Trio Mandala banyak terinflunce dari budaya Timur Tengah dan India, campuran jazz serta musik etnis Nusantara seperti kecapi suling dari Sunda, gamelan Jawa dan gamelan Bali.

“Kami mencintai keberagaman di Indonesia terutama pada permainan perkusi, banyak tabuhan drum dan ini sangat indah,” ulas Jamal sumringah.

Dosen di Texas University tersebut seringkali membawa siswanya untuk berkunjung ke Indonesia saat liburan musim panas. Mereka diajak mengenal ragam budaya dan seni Nusantara secara dekat selama satu bulan. Mulai dari belajar tari, hingga membatik.

“Saya ingin mengenalkan musik Indonesia kepada orang Amerika. Dengan keragaman budaya di Indonesia melalui guru - guru di Jawa, Bali, dan Sumatera,” ucapnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES