Peristiwa Internasional

Kunjungi Taman Hutan Raya, Presiden Bank Dunia Bahas Sampah Plastik

Jumat, 06 Juli 2018 - 13:07 | 42.11k
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, mengunjungi Taman Hutan Raya Ngurah Rai, atau lebih dikenal dengan Mangrove Information Center (MIC) di kawasan Suwung Kauh, Denpasar, Bali, Jumat (6/7/2018). (FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia)
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, mengunjungi Taman Hutan Raya Ngurah Rai, atau lebih dikenal dengan Mangrove Information Center (MIC) di kawasan Suwung Kauh, Denpasar, Bali, Jumat (6/7/2018). (FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, DENPASARPresiden Bank Dunia Jim Yong Kim, mengunjungi Taman Hutan Raya Ngurah Rai, atau lebih dikenal dengan Mangrove Information Center (MIC) di kawasan Suwung Kauh, Denpasar, Bali, Jumat (6/7/2018).

Dalam kunjungan Presiden Bank Dunia ini, didampingi oleh Menteri Koodinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo; dan 
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Presiden-Bank-Dunia-5.jpg

Tiba di hutan mangrove tersebut, Presiden Kim bersama para menteri dan rombongan melihat lingkungan di sekitar sambil berjalan santai. Mereka melihat banyaknya sampah plastik yang berserakan di akar-akar pohon mangrove. Selanjutnya, para rombongan tersebut melakukan diskusi internal secara tertutup.

Saat menemu awak media, Presiden Kim menyampaikan bahwa kehadirannya di hutan mangrove adalah untuk membicarakan topik lingkungan. Misalnya, seperti plastik yang bisa terurai atau plastik yang terbuat dari bahan singkong.

"Karena selama ini, sering ada anggapan urusan lingkungan ini hanya urusan segelintir orang saja, padahal ini adalah maslaah yang sangat fundamental. Orang-orang mengatakan bahwa lingkungan itu penting buat pariwisata, sebenarnya lebih dari itu," katanya. 

Presiden-Bank-Dunia-6.jpg

"Kita tahu plastik-platik ini, sering masuk ke lautan dan kemudian terurai dan dimakan oleh ikan dan ujung-ujungnya itu kita makan juga, sehingga plastik itu masuk ke tubuh kita," imbuhnya. 

Presiden Kim juga menjelaskan, penanganan persoalan lingkungan sebesar ini, membutuhkan pendekatan yang utuh dan terpadu. 

"Ekonomi itu komponennya banyak sekali, semua harus terlibat dalam ekonomi. Kalau orang mengatakan ini hanya soal pengelolah ekonomi, namun pergerakan dari ekonomi juga adalah masalah lingkungan dan lain-lainnya," ujarnya. 

Presiden-Bank-Dunia-7.jpg

Presiden Kim juga memaparkan, misi dari bank dunia adalah mengangkat orang-orang dari kemiskinan. Kemudian, yang kedua adalah mengurangi ketimpangan atau ketidak setaraan.  

"Tidak hanya untuk membantu orang-orang, tapi juga menciptakan keadilan. Bagian ini sering sekali luput dari perhatian orang-orang, itu memang adalah tujuan utama kami," ungkapnya. 

"Baru-baru ini, saya ke Bangladesh mengunjungi  antara lain pengungsi Rohingnya. Sebelumnya bank dunia belum pernah mengalokasikan dana untuk pengungsi. Namun, di bawah kemimpinan Ibu Ani (Sri Mulyani Indrawati) waktu itu, kami mengalokasikan dana khusus untuk pengungsi sekitar 500 juta USD yang kami salurkan melalui pemerintah Bangladesh," jelasnya. 

Presiden-Bank-Dunia-8.jpg

Menurut Presiden Kim, hal tersebut dilakukan adalah salah satu cara untuk menciptakan masyarakat yang damai di dunia dan memberikan peluang bagi semua orang untuk berpartisipasi.

"Salah satu contohnya bagaiamana masyarakat, bisa terlibat dalam program stanting. Dimana saat ini, dari 37 persen dari anak-anak Indonesia mengalami stanting itu. Namun, di sini saya sangat terkesan, dengan apa yang dilakukan pemerintah Indonesia Sebagaimana tadi Bapak Luhut katakan, bahwa ini tidak bisa jika tidak dijalankan secara terpadu, ini bukan cuma soal ekonomi tetapi ini melibatkan seluruh sektor," ujar Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, saat mengunjungi Taman Hutan Raya Ngurah Rai. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES