Peristiwa Daerah

Gunung Agung Masih Lontarkan Lava Pijar

Rabu, 04 Juli 2018 - 08:41 | 164.86k
Gunung Agung yang diambil dari Pos Pantau Gunung Api Agung, di Desa Rendang, Karangasem, Bali, Rabu (4/7/2018). (FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia)
Gunung Agung yang diambil dari Pos Pantau Gunung Api Agung, di Desa Rendang, Karangasem, Bali, Rabu (4/7/2018). (FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, KARANGASEMGunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali masih terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang tinggi dengan adanya lontaran lava pijar.

Devy Kamil Syahbana, Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menjelaskan untuk segi kegempaan masih menunjukkan bahwa aktivitas Gunung Agung masih relatif tinggi.  Dalam 6 jam terakhir masih terekam 2 kali gempa letusan, 6 kali hembusan, dan 2 kali gempa vulkanik.

Selain itu, erupsi Gunung Agung terjadi dini hari tadi pada pukul 3.25 WITA dan pukul 05.06 WITA. Untuk erupsi yang terjadi pada pukul 3.25 WITA, sifatnya adalah erupsi strombolian yang mirip pada tanggal 2 Juli kemarin. Selain itu, teramati ada lontaran lava pijar ke jarak sekitar 1 kilometer. Artinya lebih kecil dari pada erupsi strombolian kemari yang berjarak 2 kilometer. 

"Kemudian yang tadi pagi pukul 05.06 WITA, erupsinya juga lebih kecil, cenderung ke erupsi abu, dan abu yang teramati antara 1000 sampai 2000 dan mengarah ke arah barat," ucap Devy, di Pos Pantau Gunung Api Agung, di Desa Rendang, Karangasem, Bali. Rabu (4/7/2018).

Menurut Devy, dari  hasil citra satelit, dari pengamatan terakhir masih terekam citra panas di puncak Gunung Agung. Hal tersebut, menunjukkan bahwa masih ada material panas di puncak. Kendati laju aliran lava ke permukaan kawah melambat tapi satelit masih bisa merekam adanya citra panas tersebut. Meski demikian, paska erupsi efusif yang terjadi di tanggal 28 dan 29 Juni 2018 sampai hari ini, cenderung mengalami deflasi (penurunan). 

Devy juga menjelaskan, bahwa erupsi yang terjadi dalam beberapa terakhir ini, merupakan manifestasi dari penurunan tekanan di dalam tubuh Gunung Agung. Sehingga, erupsi-erupsi tersebut belum menunjukan adanya pembangunan tekanan dan justru mengurangi tekanan yang ada di dalam tubuh Gunung Agung. 

"Dalam waktu dekat ini, sangat kecil kemungkinan bahwa erupsi akan terjadi besar. Karena terjadi erupsi besar membutuhkan volume magma yang besar pula. Sampai saat ini indikasi ke arah sana beluk teramati," ucapnya. 

Devy juga menyimpulkan, Gunung Agung sampai saat ini masih dalam status level 3 (Siaga), dan untuk rekomendasi pada warga adalah tetap tidak melakukan aktivitas dan tidak mendekati radius 4 kilo meter dari puncak Gunung Agung(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES