Kopi TIMES

Pilkada Serentak Damai, Modal Bagus Menuju Pilpres 2019

Sabtu, 30 Juni 2018 - 11:55 | 96.80k
Satnawi, Wakil Ketua DPD KNPI Kabupaten Sumenep, dan sekarang menjadi Panwaslu Kecamatan, Batuputih, Kabupaten Sumenep. (Grafis: TIMES Indoneisia)
Satnawi, Wakil Ketua DPD KNPI Kabupaten Sumenep, dan sekarang menjadi Panwaslu Kecamatan, Batuputih, Kabupaten Sumenep. (Grafis: TIMES Indoneisia)

TIMESINDONESIA, SITUBONDOPILKADA serentak 2018 digelar di 171 Daerah (17 Provinsi, 115 Kabupaten dan 39 Kota) pada Rabu, 27 Juni 2018 berlangsung dengan aman dan damai. Ini merupakan satu pencapaian prestasi positif dalam proses demokrasi di Indonesia. Dan perlu diapresiasi baik oleh semua kalangan. Sebab kedewasaan demokrasi cukup meningkat.

Pagelaran Pilkada tahun 2018, bisa dikatakan bebas dari isu SARA (Suku, Agama, Ras & Antar Golongan), dan lebih menarik ketimbang Pagelaran Pilkada pada tahun 2017. 

Pada Pilkada serentak tahun 2017 lalu, seolah tenggelam oleh dominasi Pilgub DKI. Isu dan sentimen SARA cukup menghantui masyarakat. Perdebatan terjadi dimana-mana, seolah Pilkada pada tahun 2017 hanya digelar di DKI Jakarta saja. 

Padahal di 101 Daerah (7 Provinsi, 76 Kabupaten, dan 18 Kota) di Indonesia secara bersamaan juga dilangsungkan Pilkada.

Dalam hal bebas dari isu SARA, pada Pilkada 2018 ini, saya melihat banyak peran aktif dari berbagai pihak, baik aparat keamanan, tokoh politik, tokoh Agama, dan yang lain pun Penyelenggara Pemilu. 

Terlebih dalam hal ini adalah peran Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) dengan Gerakan Deklarasi "Tolak dan Lawan Politik Uang & Politisasi Sara". 

Gerakan ini dilakukan secara terstruktur dan massif, mulai dari Bawaslu RI hingga level Panwaslu di tingkat daerah daerah. Konsolidasi massif dengan sejumlah pihak termasuk partai politik hingga tingkat daerah. Apresiasi setinggi-tingginya kepada Bawaslu. 

Keberhasilan Pilkada serentak 2018 menjadi salah satu bukti Bawaslu terutama dalam hal bebas dari isu SARA. Sebab isu SARA dalam Pilkada menjadi isu yang cukup sentimen dan sangat menciderai demokrasi serta kemajemukan berbangsa. 

Bukan tidak mungkin sebab isu SARA akan terjadi perpecahan dan bentrok antar golongan apalagi dalam situasi 'sarat' kepentingan politik. Dan bisa menggunakan segala cara untuk tujuan politik termasuk dengan menggunakan isu SARA. 

Pilkada serentak 2018 sudah digelar, sekali lagi berlangsung dengan aman dan damai. Ini menjadi modal positif menghadapi pemilu tahun depan, Pemilu 2019. 

Tentu tak sama, sebab digelar di sebaran 100% wilayah Indonesia. Adalah Pilpres, Legislatif dan DPD. Untuk legislatif adalah di semua tingkatan dari pusat, Tingkat I hingga Tingkat II. 

Isu SARA dan yang lain yang mengakibatkan noda tak baik pada Pemilu 2019, bukan tak mungkin terjadi. Maka peran aktif semua pihak dalam rangka menyambut Pemilu 2019 Sukses Sangat dibutuhkan. 

Tidak hanya menjadi beban penyelenggara Pemilu baik KPU atau Bawaslu, melainkan semua pihak. Semoga Pemilu 2019 lebih sukses dari Pilkada Serentak tahun 2018. (*)

* Penulis: Satnawi, Wakil Ketua DPD KNPI Kabupaten Sumenep, dan sekarang menjadi Panwaslu Kecamatan, Batuputih, Kabupaten Sumenep.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Situbondo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES