Politik

PDI Perjuangan: Pernyataan Airlangga Ada Upaya Adu Domba

Selasa, 26 Juni 2018 - 14:56 | 65.57k
Ketua Tim Pemenangan Internal PDIP untuk Pilgub Jatim, Ahmad Basarah (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)
Ketua Tim Pemenangan Internal PDIP untuk Pilgub Jatim, Ahmad Basarah (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pernyataan politik Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terkait Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) dinilai sebagai upaya mengadu domba, antara Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Pemenangan Internal PDIP untuk Pilgub Jatim, Ahmad Basarah, dalam pernyataan kepada media, Selasa (26/6/2018).

"Pernyataan Pak Airlangga menyinggung perasaan Ibu Megawati, dan mengarah pada upaya adu domba antara Bu Mega dan Pak Jokowi," tegas Basarah.

Diketahui, Airlangga menyampaikan dalam kampanye di Kota Probolinggo, Sabtu (23/6/2018), bahwa meski Jokowi adalah kader PDI Perjuangan, namun mendukung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim.

Menurut Airlangga saat kampanye, Jokowi mengatakan bahwa dalam memilih Cagub tidak harus atas dasar kesamaan partai.

Airlangga kata Basarah, dinilai membawa-bawa dan memanfaatkan nama Presiden Jokowi untuk menyinggung partai lain. “Tidak elok jika begitu," kata Basarah.

Sikap pribadi Jokowi terhadap Pilgub Jawa Timur kata Basarah, sangat jelas, yaitu mendukung Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno, kandidat nomor urut 2.

Basarah menegaskan, dirinya sebagai Ketua Tim Pemenangan, bersama Puti Guntur Soekarno sudah dua kali dipanggil oleh Presiden Jokowi secara khusus.

“Pada tanggal 13 Februari 2018 dan 14 Mei 2018 yang lalu, saya sama Mbak Puti dipanggil pak Jokowi. Dalam pertemuan itu, Pak Jokowi memberikan ucapan selamat kepada Mbak Puti dan bahkan beliau memberikan arahan-arahan dan petunjuk cara untuk memenangkan pilgub Jawa Timur,” aku Basarah.

Setelah pertemuan tersebut, langsung ada tindaklanjut untuk dukungan dari seluruh relawan-relawan Jokowi yang ada di Jawa Timur.

Dalam pembicaraan bersama Jokowi itu kata Basarah, Jokowi juga menjelaskan bahwa dia kecewa karena Khofifah meninggalkan jabatan Menteri Sosial sebelum berakhir masa jabatan.

"Secara tegas Jokowi menyatakan tidak pernah ada instruksi mendukung Khofifah. Jadi pernyataan Pak Airlangga patut dipertanyakan karena dia memanfaatkan nama Pak Jokowi untuk kepentingan kelompoknya," lanjut Basarah.

Lebih lanjut Basarah menyampaikan, bahwa pernyataan Airlangga yang mengatasnamakan Presiden Jokowi bahwa dalam memilih Cagub tidak harus didasarkan atas persamaan partai adalah pernyataan yang memanas-manasi perasaan Megawati.

“Apalagi, Mbak Puti adalah keluarga besar Bung Karno. Demikian juga dengan pernyataan Airlangga yang mengatakan bahwa alasan Pak Jokowi mendukung Khofifah karena telah mendukung dalam Pilpres 2014 juga seakan-akan menafikkan keberadaan PDI Perjuangan sebagai partai utama pengusung Presiden Jokowi pada Pilpres 2014,” rinci Basarah.

Harusnya, tambah Basarah, jika Airlangga Hartarto loyal kepada Jokowi, seharusnya menjaga suasana kondusif dan menjaga kekompakan antar partai pendukung Jokowi.

"Saya haqul yakin, Pak Jokowi adalah tokoh yang sangat menghormati Bung Karno, Bu Mega dan Pak Guntur Soekarno, ayahnya Puti,” katanya.

Jadi kata Basarah, tidak mungkin Jokowi tidak mendukung Puti dalam Pilgub Jawa Timur. “Seharusnya Pak Airlangga Hartarto meminta penjelasan ulang kepada Jokowi tentang siapa sebenarnya yang beliau dukung di Pilgub Jatim,” tegasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES