Pendidikan

Disebut Kampus Sarang Radikalisme, Rektor: UB Memegang Semangat Nasionalisme

Selasa, 12 Juni 2018 - 15:02 | 48.28k
Rektor UB Terpilih, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani A.R, M.S dalam diskusi Bertema
Rektor UB Terpilih, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani A.R, M.S dalam diskusi Bertema

TIMESINDONESIA, MALANGRektor UB Malang terpilih, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani A.R, M.S berbicara mengenai penyebaran radikalisme yang disebut banyak terjadi di kampus.

Sebagai informasi, Universitas Brawijaya Malang atau yang lebih dikenal dengan UB, diberitakan di sebagai salah satu dari 6 universitas yang diduga oleh BNPT sebagai kampus teroris. 

Nuhfil menjelaskan tudingan kampus UB sebagai kampus tumbuhnya bibit radikalisme patut dipertanyakan. Ini karena UB menerapkan standar mutu dan memiliki karakter khas yang merupakan paduan seimbang dan serasi antara nilai ketuhanan, keindonesian dan kebhinnekaan. 

"Dengan karakter khas tersebut, maka UB sangat memegang teguh semangat nasionalisme," ucapnya saat berpidato mengenai "UB dan Strategi Kebangsaan dalam Mengatasi Radikalisme di Kampus” di depan Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian, dan Rektor IPB, Prof. Dr. Kadarsah Suryadi, serta para undangan, Senin (11/6/2018) di Jakarta.

Nuhfil menambahkan, karakter khas yang dipegang teguh oleh UB memberikan pengertian mendasar bahwa ilmu pengetahuan yang berasal dari nilai ketuhanan dan kebangsaan. Dua hal itu diarahkan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara Indonesia. 

"Dengan demikian, anggapan ataupun upaya-upaya untuk mengidentifikasi UB sebagai “KampusTeroris” patut untuk dipertanyakan karena sampai saat ini UB masih memegang teguh dan terus mengupayakan nilai-nilai  yang menjadi karakter khas UB,” ucapnya.

Namun Nuhfil tidak memungkiri bahwa kegiatan-kegiatan illegal yang mengarahkan civitas akademi mengikuti gerakan radikalisme bisa saja terjadi di berbagai tempat termasuk di dalam kampus UB. 

"Namun kita harus memiliki data yang akurat tentang apa penyebab terjadinya gerakan radikalisme di kampus? Bagaimana cara penyebarannya? Dan bagaimana cara mengatasi gerakan radikalisme tersebut?" lanjutnya. 

Lebih lanjut, Nuhfil menjelaskan, cara UB untuk menangkal radikalisme di kampus. Dalam hal ini, UB memiliki 4 cara yaitu:

Yang pertama, profilling civitas akademi yang betujuan untuk mengetahui pandangan dosen, tenaga administrasi, dan mahasiswa mengenai paham radikal. Profilling penting sebagai langkah awal untuk menentukan model pendampingan kepada civitas akademi.

Kedua, pembentukan Psychology Centre sebagai wadah pemberian konsultasi dan pendampingan civitas akademi yang mengalami masalah psikologi. 

Ketiga, penyelenggaraan Diskusi Terbuka, yang bertujuan memberikan ruang bebas bagi civitas akademi dalam membahas agama dan ideologi-ideologi penting. Selain itu untuk mewujudkan diskusi dan memberikan pemahaman secara kompeherensif mengenai agama dan berbagai ideologi. 
Harapannya adalah kesalahanpemahaman terhadap agama atau ideologi tertentu dapat dihindari dengan diskusi terbuka.

Keempat, Monitoring Pengajian, dengan tujuan untuk mencegah kajian radikalisme yang bersifat ekslusif melalui  pengajian-pengajian kelompok kecil (halaqoh).

Sedangkan dalam mengatasi gerakan radikal, UB juga menggunakan 4 pendekatan dalam strategi penangkalan radikalisme di kampus yaitu:

Yang pertama, pendekatan sosiologis dengan penguatan dan pendampingan kegiatan keagamaan di Kampus, pembinaan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan pemberdayaan organisasi ekstra seperti: HMI, PMII, IMM, dan lain lain.

Kedua, pendekatan keamanan denga cara pendekatan intelejen untuk mendeteksi dini gejala radikalisme di Kampus dan pelatihan Bela Negara terhadap civitas untuk meningkatkan jiwa kebangsaan serta pemberdayaan organisasi Menwa dan Pramuka di Kampus

Ketiga, Pendekatan Akademik, yakni penguatan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan belajar mengajar, membangun kurikulum yang mampu menanamkan jiwa kebangsaan dan nilai-nilai toleransi serta penguatan sistem pembimbingan akademik mahasiswa.

Keempat, Pendekaan Psikologis, yakni dengan pendampingan terhadap civitas yang menghadapi permasalahan kejiwaan yang mengarah kepada radikalisme, memberikan bimbingan konseling kepada kelompok-kelompok aktivitas mahasiswa dan internalisasi nilai-nilai kebangsaan pada setiap kegiatan kemahasiswaan. Poin-poin itu disampaikan Rektor UB Malang terpilih, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani A.R, M.S dalam diskusi Bertema "Strategi Kebangsaan Mengatasi Radikalisme di Universitas" di Jakarta. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES