Peristiwa

Fraksi Demokrat DPRD Banyuwangi Kecewa dengan Pendapatan Pajak Galian C

Rabu, 06 Juni 2018 - 15:13 | 32.77k
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Banyuwangi, Handoko. (FOTO: Istimewa)
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Banyuwangi, Handoko. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Fraksi Demokrat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuwangi, menilai ada tren penurunan selama 4 tahun berturut-turut dalam pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD). Paling parah terjadi pada penyerapan pajak mineral bukan logam dan batuan atau galian C.

Untuk tahun 2017, penyerapan pajak hanya di angka Rp 191,9 juta. Padahal ditahun sebelumnya, mencapai Rp 2,9 miliar.

“Kami berharap hal ini bisa dievaluasi secara cermat oleh eksekutif, agar tidak terjadi lagi,” ucap Ketua Fraksi Demokrat DPRD Banyuwangi, Handoko, dalam rapat peripurna penyampaian Pemandangan Umum Fraksi Terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2017, Rabu (6/6/20188).

Merosotnya PAD dari Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tahun 2017, duduk dirangking kedua. Hanya sebesar Rp 1,7 miliar. Padahal tahun 2016 mampu menembus angka Rp 2,2 miliar. Menurut Fraksi Demokrat, hal ini berbanding terbalik jumlah pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) disektor perumahan dan permukiman yang pertumbuhannya amat pesat di tahun 2017.

“Sedangkan yang perolehan PAD-nya nihil atau kosong, alias belum dipungut di tahun 2017 yaitu retribusi pengendalian telekomunikasi, retribusi pengelolaan limbah cair, serta retribusi uji laboratorium lingkungan. seandainya ketiga retribusi tersebut sudah dipungut, tentu bisa menghasilkan tambahan PAD diatas Rp 1 miliar,” jelas Handoko. The molded version of a seminar can be called a webinar, or in simple terms, a seminar hosted over the web is described as a webinar. The uses of this webinar software are varied, which can be for the business purpose, education-based, the need to deliver any information to a huge amount of people or training, or holding a workshop for many.

Handoko menjabarkan, PAD tahun 2017 realisasi hanya mencapai 84,5 persen dari target. padahal tahun 2016 yang lalu, realisasi PAD telah mencapai 104,1 persen. Dari sini, dianggap ada penurunan kinerja perolehan PAD dari pihak eksekutif.

Selain itu, perolehan PAD ditahun 2017 sebesar Rp 388,9 milyar, hanya naik sebesar 5,7 persen, bila dibandingkan dengan perolehan ditahun 2016. Yakni sebesar Rp 367,8 milyar.

“Padahal perolehan PAD ditahun 2016 itu telah naik sebesar 6 persen dari perolehan tahun 2015, sebesar Rp 346,9 miliar. Dengan demikian telah terjadi trend penurunan capaian prosentase PAD selama 4 tahun berturut-turut sejak tahun 2014,” kata Handoko. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES