Indonesia Positif Universitas Islam Malang

Pencegahan Paham Radikalisme, Forsana Gelar Sarasehan Guru Ngaji di Unisma Malang

Minggu, 03 Juni 2018 - 23:14 | 46.19k
Forum Santri Nasional (Forsana) menggelar pelatihan pencegahan paham radikal pada 500 guru ngaji se Malang Raya di Unisma Malang. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
Forum Santri Nasional (Forsana) menggelar pelatihan pencegahan paham radikal pada 500 guru ngaji se Malang Raya di Unisma Malang. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Antisipasi masuknya paham radikal terus dilakukan oleh berbagai pihak. Seperti yang dilakukan Forum Santri Nasional (Forsana) yang menggelar pelatihan pencegahan paham radikal pada 500 guru ngaji se Malang Raya di Unisma Malang.

Acara yang digelar di Auditorium KH Oesman Mansyur Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang (Unisma) itu dikemas dalam forum Silaturahmi dan Sarasehan Guru Al Quran  se-Malang Raya pada Minggu (3/6/2018).

Tema yang diangkat dalam acara ini TPQ Madin Sebagai Wadah Pembentukan Karakter Nasionalis dan Berkebangsaan untuk Menangkal Radikalisme.

Dalam acara sarasehan tersebut dihadirkan beberapa pemateri yaitu Dr Fattah Hidayat MPd (Ketua Jurusan Psikologi Universitas Negeri Malang) yang memberikan materi Motivasi Mengajar Al Quran. Ustad Moch. Badrus SM., ST materi Mengajar Al Quran sesi  I dan Nur Cholis Ghozaly (Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim) materi Mengajar Al Quran sesi II.

KH Thoriq Darwis Bin Ziyad, Ketua Umum Forsana yang sekaligus Pengasuh Ponpes Babussalam menyatakan kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama antara Lembaga Pendidikan Sosial dan Dakwah (LPSD) Baitul Hidayah, Unisma, IPNU dan IPPNU menggelar forum Silaturahmi dan Sarasehan Guru Ngaji atau Guru TPQ se-Malang Raya ini.

"Acara ini sengaja diselenggarakan di bulan suci Ramadhan untuk memberikan apresiasi atas kinerja dan pengabdian para guru ngaji. Karena guru ngaji telah berperan besar dalam proses pendidikan usia dini untuk memperkenalkan ajaran islam melalui baca tulis Al Quran," kata Gus Thoriq dalam sambutannya.

Secara khusus Gus Thoriq juga menjelaskan misi Forsana yang gambarkan dalam lambang Forsana yakni Gunung melambangkan kesuburan, bintang sembilan melambangkan sembilan wali penyebar agama Islam. 

Kuda melambangkan kesatria pejuang yang tak kenal lelah.

"Dan yang paling penting adalah ranting zaitun sebagai lambang perdamaian dan pemersatu khususnya bangsa Indonesia," ungkapnya.

Lebih dalam Gus Thoriq menyatakan pihaknya miris dan prihatin melihat peristiwa terakhir terkait bom bunuh diri sekeluarga yang menyasar 3 Gereja di Surabaya dan  Mapolresta Surabaya.

"Radikalisme ternyata sudah bermetamorfosis dengan sangat luar biasa. Untuk itu Forsana dan LPSD Baitul Hidayah serta IPNU dan IPPNU perlu bekerja sama untuk ikut serta dalam proses imunisasi dari paparan faham radikalisme. Untuk itu, posisi dan peran Guru Ngaji menjadi sangat vital dalam proses upaya pencegahan tindak radikalisme tersebut sebagai ujung tombak pendidikan usia dini di masyarakat,"  tegasnya.

Upaya menjalin silaturahmi dan sekaligus  penguatan kapasitas di kalangan Guru Ngaji, kata Gus Thoriq, akan dilakukan terus oleh Forsana sehingga pelibatan secara lebih masif guru ngaji se Malang Raya yang berjumlah 16.000 orang secara bertahap bisa dilakukan.

"Potensi guru ngaji dan guru TPQ serta Madin di Malang Raya tercatat sebanyak 16.000 orang, bila dibina dan diberdayakan terus kapasitasnya tentunya akan menjadi kekuatan besar dalam proses upaya imunisasi umat dari pengaruh-pengaruh faham ekstrim yang berbahaya dan kini telah menyebar menjadi penyakit kronis di masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Ketua LPSD Baitul Hidayah, Imam Hidayat menerangkan pihaknya memang setiap Ramadhan punya agenda sosial menyantuni kalangan tidak beruntung, pada kali ini bekerja sama dengan Forsana diarahkan kepada kalangan guru ngaji.

Imam berharap acara seperti ini di tahun depan bisa melibatkan guru ngaji dengan jumlah lebih banyak lagi dan tidak hanya terfokus di wilayah Malang Raya saja.

Dalam acara pelatihan pencegahan paham radikal pada 500 guru ngaji se Malang Raya yang digelar oleh Forum Santri Nasional (Forsana) di Unisma Malang ini juga diberikan 500 paket santunan berisi bahan makanan serta sarung. Paket  sarung merupakan sumbangan pribadi dari Bupati Malang Rendra Kresna dan La Nyalla Mattalitti. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES