Pendidikan Hardiknas 2018

Hardiknas 2018 jadi Refleksi untuk Menguatkan Relasi Pendidikan dan Kebudayaan

Rabu, 02 Mei 2018 - 11:28 | 33.28k
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTAHari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018 jadi momentum untuk melakukan refleksi untuk menguatkan kembali relasi antara pendidikan dan kebudayaan.

Demikian pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy dalam menyambut peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018.

"Pada momentum peringatan Hardiknas tahun ini mari kita eratkan hubungan antara pendidikan dan kebudayaan sebagaimana tercermin dalam ajaran, pemikiran, dan praktik pendidikan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara," kata Muhadjir dalam upacara peringatan Hardiknas 2018, di Halaman Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (2/5/2015).

Menurut Muhadjjir, refleksi atas upaya Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara dalam memerjuangkan pendidikan dan kebudayaan harus terus dilakukan.

Dalam hal pendidikan saat ini, tambahnya, pemerintah telah menyediakan tiga jalur pendidikan yakni jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Ketiga jalur pendidikan tersebut diposisikan setara dan saling melengkapi. Masyarakat diberikan kebebasan untuk memilih jalur pendidikan yang diinginkan.

Sedangkan dalam hal kebudayaan, Muhadjir meyakini bahwa kebudayaan yang maju akan membuat pendidikan kuat. Begitu pula sebaliknya, jika pendidikan kuat maka akar kebudayaan akan kuat juga.

“Untuk memajukan kebudayaan, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Undang-undang tersebut mengamanatkan bahwa pemajuan kebudayaan memerlukan langkah strategis berupa upaya-upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,” kata Muhadjir.

Namun demikian, lanjutnya, apresiasi publik terhadap keberhasilan pemerintah yang gencar membangun infrastruktur, harus disertai dengan pembangunan sumber daya manusia yang sungguh-sungguh dan terencana. Dengan membangun dan memperkuat infrastruktur, dapat menjadi sabuk pengikat pendidikan dan kebudayaan dalam ikatan keindonesiaan..

"Bangunan baru sekolah didirikan di wilayah pedalaman dan perbatasan. Dengan itu, anak-anak di pedalaman mulai merasakan nikmatnya belajar di sekolah yang memadai dan menyenangkan. Pemerintah akan memberikan prioritas pembangunan infrastruktur pada daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), agar wilayah tersebut terintegrasi dan terkoneksi ke dalam layanan pendidikan dan kebudayaan," kata Muhadjir..
 
Dalam kesempatan itu, Mendikbud Muhadjir juga menyorot soal penguatan pendidikan karakter dan literasi sebagai bagian dari program Nawacita yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

"Kita patut bersyukur atas antusiasme masyarakat terhadap gerakan PPK, ini luar biasa. Mereka menyadari bahwa penguatan karakter dan literasi warga negara merupakan bagian penting yang menjadi ruh dalam kinerja pendidikan dan kebudayaan," kata dia.

Dalam peringatan Hardiknas 2018 itu, Muhadjir Effendy kembali menegaskan peran guru, orang tua, dan masyarakat dalam menumbuhkembangkan karakter dan literasi anak Indonesia sangat penting.

"Tripusat pendidikan harus secara simultan menjadi lahan subur tempat persemaian nilai-nilai religius, kejujuran, kerja keras, gotong royong, dan seterusnya bagi para penerus kedaulatan dan kemajuan bangsa," kata Muhadjir(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES