Peristiwa Daerah

Anak Ini Pilih Tinggalkan Bangku Sekolah Demi Merawat Ibunya yang Lumpuh

Selasa, 01 Mei 2018 - 16:54 | 65.75k
Tim Berkas membujuk Ardiansyah supaya mau kembali ke sekolah, Selasa, (1/5/2018). (FOTO: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Tim Berkas membujuk Ardiansyah supaya mau kembali ke sekolah, Selasa, (1/5/2018). (FOTO: Ardiyanto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Demi untuk merawat ibunya yang sedang menderita lumpuh, bocah berumur 10 tahun, bernama Ardiansyah, rela tidak melanjutkan sekolahnya. Ia begitu tulus mengabdi terhadap ibu kandungnya sendiri, Fitri Maya Wulandari (34), yang tergolek lemah di atas kasur tipis yang beralaskan tikar lebih dari lima tahun.

Demi bisa merawat ibunya, yang menderita sakit lumpuh dan kebutaan, bocah mungil berkulit kuning langsat ini dari Dusun Kedung, Desa Kandangrejo, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan ini, sampai rela meninggalkan bangku sekolah kelas V Sekolah Dasar (SD).

"Saya gak tega ninggalkan ibu di rumah sendirian, gak ada yang suapin maem,” kata Ardiansyah lirih dengan mata berkaca-kaca, Selasa, (1/5/2018).

Ardiansyah.jpgTim Berkas membujuk Ardiansyah supaya mau kembali ke sekolah, Selasa, (1/5/2018). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)

Menurut Ardiansyah mengaku, memilih tidak sekolah demi untuk bisa menunggui, merawat dan menyuapi ibunya saat pagi, siang dan sore hari. “Ibu gak bisa ambil makan dan minum sendiri. Ibu lumpuh," ucapnya dengan sesekali menyeka air matanya yang menetes.

Sebenarnya, dikatakan Ardiansyah, Ia sempat bersekolah dan setiap jam istirahat sekolah, selalu pulang untuk menyuapi ibunya. “Tapi pas saya sekolah ibu jadi tambah kurus, karena gak tega jadi saya gak sekolah saja,” ujarnya.

Sang Bapak, Puryanto (38) pun menceritakan awal mula Ardiansyah memilih untuk menunggui ibunya, dan meninggalkan bangku sekolah. "Saya ngomong ke anak saya, apakah tidak bisa sekolah sambil menunggu ibu," tuturnya.

Namun, Ardiansyah memilih menjaga ibunya karena tidak tega dengan kondisi ibunya semakin kurus karena tidak ada yang menyuapi dan menjaga. “Ya mau gimana lagi, maunya begitu,” kata Puryanto.

Bantuan-Untuk-Ardiansyah.jpgTim Berkas membujuk Ardiansyah supaya mau kembali ke sekolah, Selasa, (1/5/2018). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)

Sebagai suami, sejatinya, Puryanto sudah berupaya untuk membawa istrinya berobat dengan membawa istrinya ke Puskesmas dan juga ke rumah sakit di Ngimbang, Kabupaten Lamongan.

“Setelah itu, saya dapat rujukan untuk ke RS Lamongan, tapi tidak bisa meneruskan karena tidak punya biaya," ujar Puryanto pasrah.

Ketiadaan biaya, karena Puryanto hanya berprofesi sebagai buruh tani. Bahkan, hewan peliharaan berupa 4 ekor kambing juga sudah habis terjual untuk biaya berobat sang istri.

“Saya gak mampu lagi bawa istri saya berobat ke rumah sakit, karena sudah tidak memiliki biaya. Kambing juga sudah saya jual buat berobat, tapi istri saya belum sembuh juga,” katanya menahan air mata.

Ibu-Ardiansyah.jpgIbu kandung Ardiansyah, Fitri Maya Wulandari (34), tergolek lemah di atas kasur tipis yang beralaskan tikar lebih dari lima tahun, Selasa, (1/5/2018). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)

Pekerjaannya sebagai buruh tani, dalam sehari bekerja, Puryanto, hanya menerima bayaran sebesar Rp. 40 ribu hingga Rp 80 ribu perhari. Uang sebesar itu pun, cuma cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya saja.

“Kadang beberapa hari nganggur karena tidak ada yang butuh buruh tani,” ucapnya.

Puryanto pun menceritakan awal mula sakit yang di derita istrinya sejak lima tahun silam. “Awalnya, istri saya ini sering pingsan, lama-lama jadi lumpuh dan tidak bisa melihat begini. Sakitnya ini sejak sebelum ke Sumatra, pas di Sumatera sudah sakit tapi gak separah sekarang," ujarnya.

Menurut penuturan Puryanto, dari diagnosis medisx istrinya menderita sakit di bagian syaraf. "Sehari-hari istri saya sejak sakit ya seperti ini, wong sudah tidak bisa apa-apa lagi," katanya.

Padahal, dahulu, sambung Puryanto, istrinya masih suka membantunya, seperti mencari rumput untuk makan kambing.

Kondisi yang memprihatinkan Ardiansyah sekeluarga membuat sejumlah warga yang tergabung dalam Beramal dengan Ikhlas (Berkas) membujuk Ardiansyah untuk mau kembali ke sekolah dan membantu pengobatan ibunya.

"Kami ke sini membujuk adik Ardiyansah mau sekolah lagi. Kita sudah belikan buku, seragam, peralatan sekolah semuanya,” tutur satu di antara anggota Berkas, Bripka Purnomo.

Bahkan, dikatakan Purnomo, para relawan juga sepakat untuk membelikan sepeda bagi Ardiansyah supaya bisa pulang sebentar waktu jam istirahat, sehingga bisa memantau menyuapi ibunya.

“Kami mengajak adik Ardiyansah ke toko sepeda, biar bisa milih sendiri sepeda apa yang disenangi buat ke sekolah," ujarnya.

Atas bujukan sejumlah relawan Berkas, Ardiyansah sudah mau ke sekolah lagi, namun Ia mengajukan syarat diizinkan pulang untuk merawat dan menyuapi ibunya.

"Dia merawat ibunya, jadi dari pihak sekolah tidak begitu mempermaslahkan karena saya lihat sendiri memang seperti itu," ucap Guru Pendidikan Agama SDN Kandangrejo, Desa Kandangrejo, Kecamatan Kedungpring, Abdul Rouf.

Rouf menjelaskan, dulu, saat masih sekolah, Ardiansyah selalu pulang untuk menyuapi ibunya pada saat jam istirahat. “Kami, para guru dan kepala sekolah, juga sudah beberapa kali datang ke rumahnya," tutur Rouf.

Lebih jauh, Rouf menyebut, sejak semester ini, Ardiansyah yang duduk di bangku kelas V, sudah tidak masuk sekolah sama sekali.

“Sudah 4 bulan lebih gak sekolah, dulu semester 1 sudah mulai jarang-jarang sekolah, kalau yang gak sekolah sama sekali mulai semester ini,” katanya.

"Semoga setelah mendapat dukungan penyemangat dari beberapa pihak, Ardiansyah tergugah terus mau melanjutkan sekolahnya," katanya.

Rouf pun menambahkan, pihak sekolah memberikan dispensasi ke Ardiansyah supaya bisa merawat sang ibu yang sedang lumpuh. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES