Peristiwa Nasional

Kemendes PDTT Optimistis 15.000 Desa Tertinggal di Tahun 2018 Bisa Teratasi

Selasa, 17 April 2018 - 23:01 | 75.27k
Menteri  Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Eko Putro Sandjojo (FOTO: Dok TIMES Indonesia)
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Eko Putro Sandjojo (FOTO: Dok TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) optimistis jumlah desa tertinggal akan terentaskan sebanyak 15 ribu desa dari 30 ribu desa tertinggal yang tersebar di 74.954 desa seluruh Indonesia.

"Saya yakin tahun ini kita berhasil mengentaskan lebih dari 15 ribu desa. Kita tunggu hasil yang valid dari sensus data potensi desa 2018 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)," kata Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo, Jakarta, Selasa (17/4/2018).

Mendes Eko menjelaskan, bahwa berdasarkan RPJMN hingga 2019, Kemendes PDTT telah menargetkan 5.000 desa tertinggal menjadi berkembang dan 2.000 desa berkembang menjadi desa mandiri. Namun, dari hasil penelitian IPB dan UGM ternyata sudah lebih dari 10.000 desa dari 30.000 desa tertinggal telah terentaskan.

"Desa itu kalau kita bantu pasti akan bangkit. Masuknya dana desa yang dikelola oleh desa telah memiliki dampak yang luar biasa dalam pembangunan desa sejak tahun 2015," imbuh dia.

Kemendes PDTT, kata Eko, telah membuat suatu terobosan untuk meningkatkan pertumbuhan desa dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa dengan mengarahkan empat program prioritas dalam menggunakan dana desanya. 

Ke empat program tersebut masing-masing yakni pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), pembangunan embung, pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan pembangunan sarana olahraga.

"Prukades itu yang penting. Desa desa itu miskin karena desa itu tidak punya akses pasar. Dengan model prukades ini, kita akan pertemukan antara daerah dengan dunia usaha dan perbankan serta dari kementerian terkait untuk membentuk suatu cluster ekonomi dengan skala yang besar agar sarana pasca panennya bisa masuk dan mendapat jaminan harga jualnya lebih baik dari harga produksinya," pungkas Mendes Eko(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES