Kopi TIMES

Baliho Genderang Peperangan Capres Cawapres Bertebaran di Banyuwangi

Kamis, 12 April 2018 - 14:16 | 62.93k
Danu Budiyono, Aktivis pengamat sosial dan pilitik di Banyuwangi. (GRAFIS: TIMES Indonesia)
Danu Budiyono, Aktivis pengamat sosial dan pilitik di Banyuwangi. (GRAFIS: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGIPETA pertarungan Capres, penantang Jokowi dalam pesta demokrasi Pilpres 2019 semakin kelihatan. Termasuk di Banyuwangi, yang ditandai dengan bertebarannya baliho bergambar Capres maupun Cawapres.

Sesungguhnya, pertarungan Capres 2019, ada diposisi Cawapresnya. Itu bisa kita lihat dari banyaknya ketua umum partai yang ingin menjadi pendamping sosok Incumben, Joko Widodo atau Jokowi. Ada Muhaimin iskandar (Cak imin) yang didukung penuh kader dan simpatisan partainya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Gus Romy (M Romaruhmuziy), serta lainnya.

Meski sudah memiliki nama besar dalam rekam jejak kinerja, hasrat mereka cukup tinggi untuk menjadi duet Jokowi. Disitulah sangat kelihatan ketatnya pertarungan memperebutkan tiket Cawapres Jokowi.

Sudah sewajarnya para ketua umum partai ingin menjadi Capres atau Cawapres ditahun 2019. Mengingat Pemilu nanti bebarengan dengan Pileg dan Pilpres. Dan duduk di kursi Cawapres Jokowi dianggap sebagai salah satu cara untuk mendongkrak suara Pileg nanti.

Persaingan menjadi orang nomor dua dinilai akan mampu mendongkrak perolehan suara.

Sementara itu, posisi Capres penantang Jokowi, masih ditempati Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Dia mendapat mandat penuh dari seluruh kadernya untuk maju lagi.

Namun dikalangan elit politik, berhembus kabar bahwa pencapresan Prabowo, masih belum final. Selain memang perhelatan lima tahunan tersebut masih lama, juga melihat perkembangan peta politik.

Bisa jadi Partai Gerindra mengusung Jendral Gatot Nurmantyo, karena sosok ini adalah kuda hitam. Calon alternatif yang di gadang-gadang oleh banyak tokoh nasional.

Atau bisa jadi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang diusung. Mengingat ayahandanya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat jago lobi. Dan Partai Demokrat sendiri memang sangat seksi untuk diajak koalisi.

Meskipun belum ada keputusan dri Demokrat sendiri terkait Capres atau Cawapres yang diusung.

Selain itu ada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah memiliki 9 nama Capres. Di sini sebenarnya sangat tidak menarik, karena dari 9 nama tersebut hanya beberapa nama saja yang bekerja.

Bicara tantangan, penulis melihat hanya AM (Anis Matta) lah yang bersungguh-sungguh berani menantang Jokowi. Greget ini bisa kita lihat dari pembentukan relawan AM, minggu lalu di Bali. Selain itu banyak baner-baner yang tersebar di Banyuwangi dan daerah lain di Indonesia.

Namun keputusan diinternal PKS sendiri ada ditangan Dewan Syuro. Maka sudah seharusnya Dewan Syuro PKS mengerucutkan 9 nama itu menjadi satu atau dua Capres.

Selain agar bisa lebih fokus, Capres juga bisa bekerja menaikan elektabilitas dan popularitas. Termasuk menjajaki peta koalisi dengan partai lain, karena PKS sendiri tidak bisa mengusung Capres sendiri kalau tidak berkoalisi.

Yang menarik, selama ini Anis Matta (AM) roadshow keliling Indonesia menemui para relawan serta pendukung tanpa menggunakan struktural partai.

Melihat dari perkembangan terkini, bisa jadi Capres 2019 hanya dua pasang. Dan yang lebih seru adalah pertarungan untuk menjadi Cawapres Jokowi serta Calon Alternatif (kuda hitam). Disitu ada Jendral Gatot Nurmantyo, Anis Matta (AM) dan AHY. (*)

* Penulis, Danu Budiyono, Pengamat Sosial dan Politik asal Banyuwangi

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES