Peristiwa Nasional

Kominfo Sudah Lakukan Teguran Lisan dan Tulisan ke Facebook

Senin, 09 April 2018 - 22:54 | 26.97k
ILUSTRASI - Facebook (FOTO: The Telegraph)
ILUSTRASI - Facebook (FOTO: The Telegraph)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan Kementeriannya sudah layangkan peringatan lisan dan tertulis kepada facebook pada Kamis (5/4/2018) lalu terkait dugaan kebocoran data 1,9 juta pengguna facebook di Indonesia.

Menurut Rudiantara, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan polisi untuk menyelidiki kasus tersebut.

"Kami juga minta Facebook untuk meng-update terus jumlah data dari pengguna facebook yang berasal dari Indonesia karena angkanya berubah dari 50 juta menjadi 80 juta," kata Rudiantara di Istana Kepresiden (9/4/2018).

Selain itu, kata Rudiantara, pihaknya juga meminta untuk menutup aplikasi-aplikasi yang sama atau mirip dengan aplikasi yang dibuat Cambridge Analytica.

"Saya update pagi ini ternyata ada lagi aplikasi yang baru lagi mirip Cambridge Analytica. Saya minta cek lagi kepada mereka dan hasil auditnya dikeluarkan kepada kami," ungkapnya.

Kemudian dia menjelaskan, bahwa perusahaan yang membobol data facebook itu bernama CubeYou. 

Lewat aplikasi kuis bernama "You Are What You Like", CubeYou kemudian mengumpulkan data dari kuis tersebut dan menjual atau membagikan data tersebut untuk tujuan tertentu sesuai yang dinginkan. 

Data itu bisa digunakan untuk mendorong penjualan sebuah produk tertentu. Atau, untuk digunakan data bagi konsultan politik seperti Cambridge Analytica untuk memenangkan kliennya.

Rudiantara menegaskan, pihaknya tak akan segan untuk memblokir atau menutup facebook jika memang hasil koordinasinya dengan kepolisian menyatakan facebook memang merugikan masyarakat.

"Tugas saya kan jangan sampai merugikan masyarakat Indonesia. Terhadap perlindungan data dan terlebih memprihatinkan facebook mengakui facebook digunakan di Myanmar untuk kasus perseteruan Rohingya. Saya tidak mau itu terjadi di Indonesia. Pihak-pihak berkepentingan mungkin saling menghasut, mengirimkan pesan untuk provokasi, tidak boleh terjadi di Indonesia," tegas Rudiantara(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES