Pendidikan

Ketua STPP Malang: Poktan Harus Bangun Usaha Bersama

Minggu, 01 April 2018 - 14:25 | 20.71k
Ketua STPP Malang, Dr Ir Surachman Suwardi MP bertatap muka dengan peserta OJT alsintan di Desa Tembokrejo, Jember. (Foto: Humas STPP Malang for TIMES Indonesia).
Ketua STPP Malang, Dr Ir Surachman Suwardi MP bertatap muka dengan peserta OJT alsintan di Desa Tembokrejo, Jember. (Foto: Humas STPP Malang for TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, MALANG – Ketua STPP Malang, Dr Ir Surachman Suwardi MP mendorong kelompok tani (Poktan) harus bisa membangun usaha bersama, bukan bersama-sama usaha. 

Dia menyampaikan hal itu dihadapan para peserta On Job Training (OJT) Optimalisasi Alsintan di Desa Tembokrejo, Kabupaten Jember.

“Kelompok tani dibentuk untuk membangun kesejahteraan petani. Caranya dengan membangun usaha bersama, bukan sama-sama kerja,” kata Surachman.

Sebanyak 20 peserta mengikuti OJT yang berlangsung sehari, Jumat (30/3/2018). Mereka merupakan perwakilan poktan, gapoktan, dan Brigadir Alsintan Kodim 0824/Jember.

Padi.jpg

OJT dikemas berbentuk pelatihan, yang lebih diarahkan pada praktik. “Pelatihan dilakukan di lahan petani. Teori hanya pengantar, selanjutnya praktek,” terang Surachman, Minggu (1/4/2018).

Di Jember, pelatihan dikhususkan pada Combine Harvester (CH) ukuran besar. Hal ini menyesuaikan dengan alat dan mesin yang digunakan di petani. OJT yang diberikan adalah tentang cara penggunaan CH yang benar dan cara merawatnya.

Peserta diajari prinsip kerja combine harvester (CH), termasuk cara perawatannya.

“Petani khususnya operator, harus paham prinsip kerja combine harvester, sekaligus tahu bagaimana merawatnya agar umur ekonomis mesin bisa lama,” kata Dwi Purnomo, dosen STPP Malang.

Panen-Padi.jpg

Selain mendapat pemahaman lebih, petani merasakan manfaat dari penggunaan CH yang baik dan benar. Selain hemat waktu dan biaya, hasilnya lebih banyak dan berkualitas.

Menurut Ketua Poktan Tani Makmur, Rasyid, penggunaan CH bisa mengurangi kehilangan gabah 2 hingga 4 persen.

"Dibanding cara manual, bisa kehilangan sampai 14 persen. Pedagang juga berani membeli lebih mahal, antara 20 sampai 30 per kilo-nya,” ujarnya.

Seperti diberitakan, STPP Malang menjadi penanggung jawab optimalisasi alsintan di 9 wilayah. Ketua STPP Malang berusaha bertatap muka dengan petani saat pelaksanaan OJT, termasuk di Jember. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES