Peristiwa

Gandeng UMG, Sidayu jadi Percontohan Program Kuliah Perangkat Desa

Selasa, 27 Maret 2018 - 13:39 | 58.48k
Camat Sidayu Suprapto saat memberikan sambutan dalam pelantikan perangkat Desa Lasem, Kecamatan Sidayu (FOTO: Akmal/TIMES Indonesia)
Camat Sidayu Suprapto saat memberikan sambutan dalam pelantikan perangkat Desa Lasem, Kecamatan Sidayu (FOTO: Akmal/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, GRESIK – Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur menjadi salah satu kecamatan yang menjadi percontohan (Pilot Project) program perkuliahan perangkat desa yang bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).

Hal itu disampaikan, Camat Sidayu, Suprapto dalam kegiatan pelantikan perangkat Desa Lasem, Selasa (27/3/2018). 

Menurutnya, menjadi perangkat desa harus memiliki jiwa profesional. Sebab, saat ini peranan perangkat desa sangat berpengaruh terhadap segala hal yang berkaitan dengan pemerintahan desa. 

"Jika berpendidikan tinggi, maka perangkat desa akan profesional. Jangan sampai ada lagi perangkat desa yang tidak bisa mengoperasikan komputer dan surat menyurat," kata Camat didampingi Kapolsek Sidayu, AKP Siswanto. 

Mantan Camat Dukun itu menjelaskan, pihaknya akan menyosialisasikan terlebih dahulu kepada perangkat desa maupun kepala desa se Kecamatan Sidayu yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 

"Akan kita sosialisasikan yang ingin meningkatkan statusnya. Kuliah ini tidak reguler, beberapa hari ke depan pihak UMG akan kami undang untuk menyosialisasikan program tersebut," jelasnya. 

Program perkuliahan khusus peningkatan pendidikan bagi perangkat desa ini nantinya akan ada dua program studi yang bisa diikuti yakni Prodi Hukum dan S2 Manajemen.

Suprapto berharap, melalui program yang digagas ini bisa meningkatkan kualitas perangkat desa sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat. 

"Kami menganjurkan kepada perangkat desa yang baru dilantik dan belum pernah kuliah untuk bisa kuliah lagi, ada strata satu maupun dua bagi kades-kades," tambah dia. 

Sementara itu, Kepala Biro Penerimaan Mahasiswa Baru UMG, Abdurahman Faris menambahkan, secara teknis program tersebut seperti perkuliahan kelas reguler hanya saja yang menjadi beda adalah pengkonversian pada mata kuliah tertentu dengan aktivitas di desa dan masyarakat. 

"Misalnya matkul pendidikan kewarganegaraan, perangkat desa wajib ikut kegiatan bela negara maka bisa di konversi. Misal lagi KKN, pengabdian masyakarakat bagi perangkat desa sudah pasti dan layak untuk dijadikan nilai pada KKN," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES