Peristiwa Daerah

Ismaiyah: Memimpin dari Hati, Mengabdi tanpa Batas

Selasa, 27 Maret 2018 - 11:34 | 119.90k
Ismaiyah, Kepala Desa (Kades) Batubelah Barat, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Madura. (FOTO: Erwan/TIMES Indonesia)
Ismaiyah, Kepala Desa (Kades) Batubelah Barat, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Madura. (FOTO: Erwan/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Namanya singkat. Usianya baru 37 tahun. Namun di usianya yang masih muda itu, prestasi dan pengabdiannya untuk rakyat sudah sangat besar.

Dialah Ismaiyah, Kepala Desa (Kades) Batubelah Barat, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Madura. Sudah dua periode ini, Ismaiyah mengabdi menjadi kepala desa di kampungnya. Tepatnya pada 2008-2013 dan 2013-2019.

’’Mengabdi pada rakyat itu merupakan keinginan leluhur. Pesan dari buyut, kakek, dan ayah saya cukup itu. Abdikan hidup untuk rakyat di sini (desa tempat tinggal Ismaiyah, Red),’’ ucap Ismaiyah pada TIMES Indonesia yang berkunjung ke rumahnya, beberapa waktu lalu.

Pendapa.jpg

Memang, keluarga Ismaiyah turun-tumurun memimpin desa itu. Bahkan bisa dikatakan bahwa keluarga Ismaiyah merupakan kepala desa seumur hidup.

Jujuk Koneng, sang kakek buyut, menjabat kepala Desa Batubelah Barat seumur hidup. Setelah meninggal, Jujuk Koneng diganti putranya yang bernama Jujuk Supra. Setelah Jujuk Supra meninggal, diganti putranya lagi, Jujuk Enggun. Jujuk Enggun menjabat kepala desa selama 32 tahun. 

Seterusnya,  setelah Jujuk Enggun meninggal, putranya Bazarudin kembali memimpin desa itu. Bazarudin memimpin selama 12 tahun. Lalu setelah Bazarudin meninggal, putranya Abdus Salam yang tak lain adalah ayah Ismawiyah, menggantikan posisi hingga 16 tahun.

Setelah Abdus Salam meninggal, lalu putrinya, Ismawiyah, mencalonkan diri jadi kepala desa. Saat proses  pemilihan kepala desa, Ismawiyah melawan kotak kosong.

’’Hidup keluarga kami mengabdi pada warga di sini. Saya hanya meneruskan pesan nenek moyang terdahulu. Dan, saya merasakan memang pengabdian itu sangat membahagiakan,’’ tutur Ismawiyah.

Jalan-sumenep.jpg

Pikiran dan Tenaga untuk Rakyat  

Memimpin dua periode di Desa Batubelah Barat, Kecamatan Dasuk, membuat Ismawiyah seperti sudah menyatu dengan warga desa. Mereka seperti keluarga besar bagi Ismawiyah.

Warga desa pun menganggap Ismawiyah dan keluarganya sebagai sosok panutan yang sangat dihormati. ’’Bu Ismawiyah keluarga petinggi sejak buyut-buyutnya. Mereka mengabdikan diri untuk desa ini. Dari desa yang dulu terbelakang, sekarang menjadi maju,’’ ucap Erwan Irianto, salah satu warga.

Kecintaan  warga pada keluarga Ismawiyah, khususnya pada kepala desa perempuan ini, memag cukup tinggi. Mereka tampak kompak jika sang kades memberikan arahan untuk setiap kegiatan desa.  

Di sisi lain, Ismawiyah pun benar-benar melaksanakan ajaran dan pesan yang selalu diterima dari ayah dan kakeknya yang juga memimpin desa itu. ’’Semua waktu kalau memungkinkan saya berikan ke warga, InsyaAllah kami melayani. Itu pesan permintaan pengabdian dari ayah,’’ kenang Ismawiyah.

Jalan-sumenep-3.jpg

Karenanya, begitu mendalamnya kecintaan warga desa pada keluarga Ismawiyah, saat pemilihan kepala desa (pilakdes), tidak ada warga desa lainnya yang ingin bersaing. Pada proses pelaksanaan pilkades Batubelah Barat,  tidak satupun calon atau  kontestan yang berani menyaingi Ismawiyah dalam proses pemilihan kepala desa Batubelah Barat.

"Alhamdulillah Mas,  masyarakat Batubelah Barat masih percaya terhadap saya untuk menjadi kepala desa. Ketokohan dan ketelaudanan dari bapak, kakek serta buyut saya sewaktu menjabat kepala Desa Batubelah Barat,  selalu saya pegang dalam memimpin,’’ ucap Ismawiyah pada TIMES Indonesia. Dalam perbincangan itu Ismawiyah ditemani sang suaminya Matwiryo, yang kebetulan juga adalah sekdes Desa Batubelah Barat.  

Pengabdian tanpa Batas

Memimpin desa tak jauh beda dengan memimpin sebuah negara. Semuanya harus datang dari hati. Tanpa itu, memimpin pun akan menjadi sebuah keterpaksaan. Bahkan bisa menjadikan apa yang dilakukannya sebagai aji mumpung.

rumah.jpg

’’Kakek buyut saya mengajari saya seperti itu. Apapun yang kami lakukan, datangnya harus dari hati yang bersih. Tinggalkan semua pamrih. Itulah kunci pengabdian,’’ kenang Ismawiyah.   

Pesan itu selalu diingat Ismawiyah dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala desa. Tak lupa, ia pun selalu menularkan pesan itu pada anak-anaknya.

Berkat pesan itu pulalah, Ismawiyah selalu mampu menjaga kepemimpinannya yang sudah berjalan 9 tahun ini. Pengabdian-pengabdian terus ia jalankan. Tak peduli siang atau malam, pelayanan pada masyarakat pun selalu ia berikan.

Jalan-sumenep-2.jpg

"Jangankan siang, malam pun selalu saya layani apa yang menjadi kepentingan warga saya,’’ tandas Ismawiyah.

Ia menceritakan, suatu hari, di tengah malam dari warga yang sakit.  ”Kebetulan suami saya lagi keluar kota,  akhirnya saya yang mengantar mereka ke puskesmas terdekat dengan naik motor. Ini yang harus harus saya lakukan. Siap melayani masyarakat kapan saja dan di mana saja," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES