Peristiwa Daerah

Warga Watukebo Desak Bekas Tambang Pasir Segera Direklamasi

Sabtu, 24 Maret 2018 - 11:57 | 38.34k
Jenazah Samu’in, korban meninggal di kubangan bekas tambang pasir di Watukebo, Banyuwangi, Kamis (22/3/2018). (FOTO: Dok.TIMES Indonesia)
Jenazah Samu’in, korban meninggal di kubangan bekas tambang pasir di Watukebo, Banyuwangi, Kamis (22/3/2018). (FOTO: Dok.TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Meninggalnya Samu’in (70) akibat terpeleset dan tenggelam di kubangan bekas tambang pasir ilegal di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, pada Kamis (22/3/2018) membuat warga geram.

Warga mendesak pemerintah desa setempat bersikap tegas kepada pengusaha tambang untuk segera melakukan reklamasi. Jika tidak, warga khawatir akan kembali jatuh korban di kubangan dengan kedalaman lebih dari lima meter tersebut.

Tokoh pemuda setempat, Hariyono mengatakan, warga berharap kepada pihak berwajib untuk menutup galian pasir tak berijin yang masih beroperasi di Watukebo. Selain itu, warga menuntut pemerintah desa mendesak pemilik lahan bekas tambang pasir yang kini berubah menjadi kubangan untuk segera melakukan reklamasi.

“Karena warga sudah menghadap pihak desa beberapa kali untuk meminta segera dilakukan reklamasi tapi tidak ada tanggapan. Terutama ke Kades Supriyadi karena dulu dia yang berperan aktif di kegiatan (penambangan pasir) itu, juga Kepala Dusun (Patoman) terutama,” jelas Hariyono.

Dalam waktu dekat, perwakilan warga akan mencoba mendatangi pihak desa untuk menagih reklamasi yang selama ini hanya menjadi janji kosong pemilik lahan. Jika tuntutan mereka tidak digubris, warga berencana akan melakukan demo besar-besaran.

Hariyono menilai, keberadaan kubangan di bekas tambang pasir membahayakan kesematan warga. Terbukti pada Kamis (22/3/2018) warga setempat, Samu’in ditemukan meninggal setelah terpeleset dan terjatuh di kubangan tersebut.

“Kami tidak mau kembali terjadi korban. Karena tempat itu dekat dengan perkampungan, banyak anak-anak yang bermain di sekitar situ, termasuk juga para petani yang selalu lewat,” ujar Hariyono.

Dikonfirmasi terpisah terkait tuntutan warga, Kepala Desa Watukebo, Supriyadi belum memberikan komentar apapun. Berkali-kali nomor handphonenya dihubungi, tapi tidak diangkat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES